VIRUS YANG BERNAMA FUTUR

30 Mar 2011

0 komentar

Tanggal 17 Maret 2011 lalu, aku tarbiyah di sebuah Mushollah yang namanya sama dengan namaku, Asy-Syifaa’. Wah, mungkin hari itu adalah hari pertama aku bertarbiyah dengan halaqah yang paling besar, 19 akhwat.



Salah satu yang dibahas oleh murobbiyahku tentang naik-turunnya keimanan. Sebagaimana yang kita tahu bahwa iman itu bisa naik-turun, iman akan bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Dan, itu juga yang terjadi pada seorang akhwat di kampus saudariku.



Entah siapa akhwat itu, tentu kisah ini hanya untuk diambil ibroh-nya, dan bukan untuk menggibah saudari seagama. Ia adalah seorang akhwat yang baik akhlaknya. Murobbiyahku mengenalnya dengan baik. Murobbiyahku tahu tahapan-tahapan ketika ia menahapi hidayah yang ia dapatkan. Murobbiyahku sangat menyayanginya terlihat ketika ia bercerita tentang akhwat itu.



Akhwat itu adalah seorang yang bagus agamanya, bagus pakaiannya sebagai seorang Muslimah—berjilbab panjang menutupi seluruh tubuhnya. Ia bahkan adalah seorang penda’wah. Telah mengajarkan banyak ilmu kepada akhwat lainnya. Ia adalah seorang murobbiyah di sebuah halaqah. Memiliki mutorobbiyah-mutorobbiyah yang haus akan ilmu agama.



Tapi, innaliLLAHI wa innailayhi roji’un, akhwat itu berubah drastis. Murobbiyahku berkisah begini:



“Waktu itu aku sedang berada di suatu tempat di kampus. Aku tiba-tiba melihat akhwat itu. Sebelumnya, aku kira akhwat itu bukan dia, mungkin hanya mirip. Lalu, aku bertanya kepada akhwat lain, apakah akhwat itu benar dia? Dan aku mendapati jawaban yang begitu menekan hatiku, ternyata benar, akhwat itu adalah dia. Beberapa akhwat ternyata telah mengetahui itu sebelumku. Aku kenal baik dengan akhwat itu. Aku bahkan melihat tahapan-tahapan yang dilewatinya. Bahkan, dia telah memakai jilbab yang syar’i dan telah menjadi murobbiyah. Tapi, waktu aku melihatnya hari itu, aku benar-benar kaget. Khimar yang dulu berada di dalam jilbab panjangnya kini ada di luar. Bahkan tipis, dan hampir melewati dadanya, pendek sekali,” kata murobbiyahku dengan nada yang terdengar sedih, lalu bertambah sedih ketika ia berkata, “Dia seorang murobbiyah, dia punya mutorobbiyah-mutorobbiyah yang belajar padanya. Bagaimana jika mutorobbiyahnya melihatnya berubah seperti itu?”



Seorang akhwat se-liqo’-ku bertanya, “Siapa dia Kak?”



“Kita tidak perlu tahu siapa akhwat ini, kita sepatutnya mengambil hikmah apa yang bisa dipetik dari kisah akhwat ini. Mari kita berdo’a buat saudari kita itu, semoga dia diberi hidayah kembali dan diberi yang terbaik dari ALLAH Azza wa Jalla. Jadi, iman itu kita bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan ketaatan atau malah berkurang dengan kemaksiatan yang kita lakukan. Makanya, kita harus banya-banyak bermuhasabah. Waktu kita pertama belajar Islam dengan serius, kita pasti merasakan nikmatnya ibadah-ibadah kita, kita haus akan ilmu. Tapi, setiap orang itu bisa futur. Jadi, ketika kita tidak bisa menikmati ibadah kita lagi, saat itu kita harus banyak-banyak bermuhasabah. Salah satu caranya, kita harus memperhatikan al-Quran, karena ALLAH tidak akan mengazab orang-orang yang memperhatikan al-Quran. Salah satu cara memperhatikan al-Quran dengan menjaga al-Quran di dalam dada kita dengan menghapalnya. Kita harus senantiasa menjaga pekan-pekan tarbiyah dan memperbaiki aqidah. Apa itu aqidah?”



Lalu kami menjawab, “Keyakinan.”



“Aqidah adalah yakin yang tidak dilandasi keraguan sedikit pun darinya,” tambah murobbiyahku.



“Jadi, Ukhti, jangan pernah merasa aman dengan diri kita hari ini.”



Itulah akhir dari muqaddimah tarbiyah sebelum kami memasuki materi. Ya, memang benar, setiap orang bisa saja mengalami futur (menurunnya kadar keimanan). Meskipun ia orang yang menguasai ilmu agama, futur bisa saja menjangkitinya. Dan itu betul-betul terjadi. Bisa saja terjadi ketika kita malas membaca al-Quran, kita lebih banyak mendengar nasyid daripada murottal, kita lebih suka disibukkan dengan berpikir tentang masa depan di dunia dibandingkan berdzikir, dan lain-lain. Maka mari kita masing-masing bermuhasabah. Mungkin saja saat ini kita dalam keadaan futur tanpa kita sadari....



Semoga ALLAH Azza wa Jalla melindungi kita dari futur....



WaLLAHU a’lam...



AKHWAT YANG SERING MENGABAIKAN KAKI-KAKINYA

0 komentar
 
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma pula, katanya: "Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang menarik pakaiannya - yakni melemberehkannya - karena maksud kesombongan, maka Allah tidak akan melihatnya - dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan - padanya pada hari kiamat." Ummu Salamah Radhiallahu 'Anha bertanya: "Bagaimanakah kaum wanita berbuat dengan ujung pakaiannya," maksudnya bahwa oleh sebab kaum wanita itu diperintah menutupi seluruh tubuhnya karena merupakan aurat, maka apakah melemberehkan pakaian untuk kaum wanita itu juga berdosa? Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam menjawab: "Yaitu kalau mereka melemberehkannya itu sejengkaI." la berkata: "Kalau begitu masih dapat terbuka kaki mereka itu." Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda; "Bolehlah melemberehkannya sampai sehasta dan jangan menambahkan lagi."

(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih)

Kemarin aku melihat seorang akhwat, ia berjilbab, lengkap, tapi kakinya ternyata telanjang. Ya, ALLAH, bagaimana seorang akhwat mengabaikan kakinya? Bukankah semua dalil telah menjelaskan bahwa kaki itu aurat, aurat, aurat! Jadi bagaimanapun kita harus menutup kaki kita, tidak ada alasan. Kita sudah berada dalam areal Islam, kita telah bersyahadat....

Apakah ada yang berpikir bahwa kaki itu tidak menarik sehingga tidak perlu ditutupi? Coba Teman bandingkan kaki ibu dan kaki ayah Teman, adakah perbedaan di antaranya? Ada! Tentu saja ada. Kaki wanita itu lebih menarik dibandingkan kaki laki-laki yang jari-jarinya besar dan urat-uratnya terlihat jelas, ya, kan?

Coba kita baca sekali lagi hadits di atas:

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma pula, katanya: "Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda: "Barangsiapayang menarik pakaiannya - yakni melemberehkannya - karena maksud kesombongan, maka Allah tidak akan melihatnya - dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan - padanya pada hari kiamat." Ummu Salamah Radhiallahu 'Anha bertanya: "Bagaimanakah kaum wanita berbuat dengan ujung pakaiannya," maksudnya bahwa oleh sebab kaum wanita itu diperintah menutupi seluruh tubuhnya karena merupakan aurat, maka apakah melemberehkan pakaian untuk kaum wanita itu juga berdosa? Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam menjawab: "Yaitu kalau mereka melemberehkannya itu sejengkaI." la berkata: "Kalau begitu masih dapat terbuka kaki mereka itu." Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda; "Bolehlah melemberehkannya sampai sehasta dan jangan menambahkan lagi."
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih)

Tertera jelas pada hadist ini bahwa kaki adalah aurat dan betapa Ummu Salamah Radhiallahu 'Anha sangat memperhatikan hal itu.

Note: Laki-laki tidak boleh melemberehkan kainnya sampai di mata kaki, tapi di antara mata kaki dan lututnya.

Dari Ibnu Umar Radhiallahu 'Anhuma, katanya: "Saya berjalan melalui Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam dan sarungku ada yang mengelembereh, lalu beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda: "Hai Abdullah, angkatlah sarungmu itu!" kemudian saya mengangkatnya. Kemudian beliau bersabda lagi: "Tambahkanlah - mengangkatnya!" Lalu saya me- nambahkannya. Maka tidak henti-hentinya saya membenarkan letaknya sesudah itu." Sebagian orang-orang sama berkata: "Sampai di manakah mengangkatnya?" Ibnu Umar Radhiallahu 'Anhuma menjawab: "Sampai pada pertengahan kedua betis." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu katanya: "Pada suatu ketika ada seorang lelaki bersembahyang dengan melemberehkan sarungnya lalu Rasuiullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda padanya: "Pergilah dulu dan berwudhulah." Kemudian orang tersebut lalu pergi dan berwudhu'. Setelah itu ia datang lagi, lalu beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda pula: "Pergilah dan berwudhulah!" Selanjutnya ada seorang lelaki lain berkata: "Ya Rasulullah, mengapakah Tuan memerintahkan orang itu berwudhu kemudian Tuan berdiam saja padanya - yakni tidak menyuruh apa-apa lagi padanya. Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam lalu bersabda: "Sesungguhnya orang itu bersembahyang dan ia melemberehkan sarungnya dan sesungguhnya Allah itu tidak akan menerima shalatnya seseorang yang melembererikan sarungnya itu."
(Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang shahih atas syarat Imam Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu pula dari Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam sabdanya: "Apa yang ada di bagian bawah dari kedua matakaki, maka akan dimasukkan dalam neraka." (Riwayat Bukhari)

WaLLAHU A'lam...
19 Maret 2011

FENOMENA YANG TANPA SENGAJA SERING KULIHAT

0 komentar
Pernahkah Teman melihat perempuan berbaju ketat dan memakai rok mini?



Jelas pernah, banyak ko’!



Pernahkah Teman melihat perempuan memakai baju yang membungkus seluruh tubuhnya tapi lekuk-lekuk tubuhnya masih dapat terlihat jelas dan rambutnya tergerai?



Yang seperti itu banyak sekali.



Pernahkah Teman melihat perempuan memakai baju yang membungkus seluruh tubuhnya tapi lekuk-lekuk tubuhnya masih tampak jelas, kepalanya terbungkus kain tipis dan dililitkan di leher, lalu ada punuk di kepalanya?



Pernah, sekarang sudah banyak akhwat yang memakai pakaian seperti itu.



Hmm...



Wawancara yang bagus.



Teman, aku tidak tahu kenapa aku sering sekali melihat fenomena yang memilukan ini, tapi, bukan fenomena yang ini yang kumaksudkan, tapi yang lebih parah dari ini semua.



Tanpa sengaja selalu saja aku menemui kejadian yang bisa dibilang hampir sama.



Pernah aku antre di depan kasir di suatu mall di kotaku, lalu TANPA KUSENGAJA aku melihat seorang pria paruh baya yang sedang antre, matanya jelalatan pada sosok tubuh yang berdiri di depannya. Sosok itu begitu molek, memakai celana panjang ketat, baju lengan panjang garis-garis merah-abu-abu ketat, dan rambutnya panjang lurus tergerai. Aku melihat mata pria itu menatap sosok tubuh cantik di depannya dari kaki sampai kepala, benar-benar menjijikkan. Apalagi jarak mereka begitu dekat. Kutepiskan pandanganku cepat, demi ALLAH, aku betul-betul merasa risih dengan kejadian itu, sebagai perempuan, aku merasa kecewa....



Cerita lain lagi dengan tema yang sama, suatu kali, aku berada di dalam angkutan umum. Angkutan umum itu seketika berhenti, aku lupa apakah angkutan umum ini ingin mengambil penumpang atau ingin menurunkan penumpang, tapi yang lekat di ingatanku tertuju pada seorang Muslimah berpenutup kepala merah jambu di pinggir jalan. Yah, angkutan umum itu tidak berhenti lama, tapi aku melihat kejadian itu TANPA SENGAJA dan kulihat jelas sejelas-jelasnya, demi ALLAH.... Muslimah itu seperti yang kukatakan tadi memakai penutup kepala merah jambu (jilbab gaul kata anak remaja sekarang) dengan punuk unta tinggi di kepalanya, seluruh tubuhnya dibungkus baju ketat lengan panjang dan celana panjang ketat. Demi ALLAH yang aku berada di genggaman-Nya, aku melihat seorang pria yang mungkin sudah setengah abad (kutebak dari kepalanya yang sudah kehilangan banyak helaian rambut dan perutnya yang buncit) menatap Muslimah tadi aneh. Tatapan itu seperti tatapan pria yang kulihat di mall yang telah kuceritakan di atas. Seakan-akan pria setengah abad itu menelanjangi Muslimah tadi dengan pandangan matanya, astagfiruLLAH, kutepiskan cepat pandanganku, maaf, aku betul-betul jijik melihat pandangan itu. Kejadian itu begitu singkat, tapi betul-betul lekat di kepala ini.



Kalau tadi di luar angkutan umum, di sini betul-betul di dalam angkutan umum, tepat di depan mataku, berkali-kali, berkali-kali, berkali-kali.... Ada dua kejadian pokok yang bisa kusimpulkan dari semua kejadian yang kulihat di dalam angkutan umum:



1. Laki-laki itu memang sudah ada di dalam angkutan.



2. Laki-laki itu baru naik angkutan.



1. Laki-laki itu memang sudah ada di dalam angkutan:



Suatu kejadian, pagi itu aku berangkat ke kampus, di dalam angkutan umum aku melihat dengan TANPA SENGAJA lagi, seorang pria melihat dengan sepintas seorang perempuan di depannya yang berbaju ketat dan rok di atas lutut dan kecantikannya nampak sekali. Pertama, ia melihat ke bagian lutut perempuan itu lalu menepis pandangannya. Tak lama ia kembali melihat ke arah perempuan tadi ke bagian tubuh yang lain lalu kembali menepis pandangannya. AstagfiruLLAH, berulang kali terus terjadi seperti itu, seakan pria itu ingin menahan pandangannya tapi ia tidak mampu. Eitts, tapi aku tidak melihat kejadian itu secara terus-menerus, tapi karena TANPA SENGAJA, kukatakan lagi seperti itu. Entahlah, kenapa selalu tanpa sengaja aku melihat perempuan itu lalu tiba-tiba aku melihat pria itu lagi.... AstagfiruLLAH...



Jujur, bukan kejadian itu saja yang terjadi pada kejadian pokok pertama ini, tapi sering sekali, SERING...



2. Laki-laki itu baru naik angkutan:



Ini pun sering sekali terjadi mengingat berapa kali dalam sepekan aku harus naik angkutan umum ke kampus (yah, maklumlah, tidak punya kendaraan sendiri).



Banyak perempuan di dalam angkutan, lalu naiklah penumpang laki-laki. Matanya langsung tertuju pada perempuan yang, maaf, berbaju ketat. Masya ALLAH... ya, ALLAH, apa yang kulihat ini sebenarnya?



Entahlah Teman, kejadian-kejadian ini berulang-ulang dalam keseharianku, dan selalu TANPA SENGAJA aku melihatnya....



Jika Anda perempuan, relakah Anda ditatap seperti itu?



Mungkin ada yang pernah mendengar atau membaca kisah di bawah ini:



Dari 'Atha' bin Abu Rabah, beliau berkata, suatu ketika ibnu Abbas Radhiallahu 'Anhuma berkata kepadaku, “Maukah kutunjukkan wanita penghuni jannah?”



“Tentu,” jawabku. “Wanita hitam itulah orangnya...’” kata ibnu Abbas Radhiallahu 'Anhuma. “Ia datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam seraya mengeluh, “Ya, Rasulullah, aku punya penyakit ayan dan ketika kambuh aku khawatir jika auratku tersingkap, maka do’akan aku.” Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam menjawab, “Kalau kamu sabar kamu akan masuk surga, tapi jika kamu memilih do’a, ya kudo’akan agar ALLAH menyembuhkanmu.”



“Kalau begitu aku akan sabar,” jawabnya. “Tapi aku khawatir auratku tersingkap, maka do’akanlah agar aku tidak menyingkapnya,” selanya. Maka Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam mendo’akannya.” (Muttafaqun ‘Alaih)



Mungkin kita berpikir mengapa seorang Muslimah berkulit hitam ini harus menjaga auratnya padahal wanita ini dalam pandangan kebanyakan orang pastilah tidak ada yang menarik. Tapi, lihat? Walaupun begitu, ia tetap wanita, salah satu perhiasan dunia yang diwajibkan oleh RABB-nya untuk menutup seluruh tubuhnya. Lihatlah betapa ia begitu patuh pada RABB-nya? Lihatlah betapa ia sangat menjaga kehormatannya. Lihatlah betapa ia takut auratnya tersingkap, padahal secara syar’I ia dimaafkan. Bahkan beliau lebih memilih bersabar dalam penyakitnya, tapi syarat apa yang ia minta kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam? Ia berharap agar auratnya tidak tersingkap. Nah, bagaimanakah dengan akhwat yang cantik, putih, nan sehat, tapi dia...



Mari kita baca sebuah hadits, Teman:



Dari Abu Said Radhiallahu 'Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang lelaki itu melihat kepada auratnya orang lelaki lain, jangan pula seseorang wanita melihat auratnya orang wanita lain. Jangan pula seseorang lelaki itu berkumpul tidur dengan orang lelaki lain dalam satu pakaian dan jangan pula seseorang wanita itu berkumpul tidur dengan orang wanita lain dalam satu pakaian." (Riwayat Muslim)



Bagi semua ukhtifiLLAH..., mari kita menutup rapi aurat ini....



WaLLAHU A’lam...



16 Maret 2011



SUPERMOON, SALAH SATU KEINDAHAN CIPTAAN ALLAH DARI JUTAAN KEINDAHAN

0 komentar
Malam itu, 19 Maret 2011...

Sebenarnya ingin sekali langsung kutulis di blog, tapi qadaraLLAH, aku begitu sibuk dengan kegiatan kuliah. Aku dan teman-teman harus observasi di beberapa Madarasah Ibtidaiyah...

Oia, malam itu aku melihat berita, kalau akan ada SUPERMOON pukul dua pagi di Indonesia. Aku cepat-cepat melihat ke langit, dan? Masya ALLAH.... Walau supermoon-nya belum muncul sempurma, tapi bulannya sudah kelihatan jauh lebih besar dari biasanya. Aku sempat mengabadikannya meski hanya dengan kamera hape. Ni gambarnya:

Memang tidak terlalu jelas, karena hanya memakai kamera hape, tapi coba amati sekali lagi, bulan terlihat begitu dekatkan?

Masya ALLAH..., indah ya? Betapa kekaguman terhadap keindahan ciptaan ALLAH kadang-kadang tidak dapat terungkap dengan kata-kata, apatah lagi Keindahan yang dimiliki Penciptanya? Sungguh di luar batas apa yang dapat kita pikirkan, tak dapat kita raba dengan otak secerdas apa pun....

Maha Indah ALLAH dengan segala kekuasaan-Nya...













KERTAS BEKAS, APA BERMANFAAT?

17 Mar 2011

0 komentar

 
Kemarin aku beres-beres dan kulihat di dalam kantong kertas bekas banyak kertas yang sudah terpakai menumpuk di atas lemari. Aku lalu membukanya dan kukeluarkan semua kertas-kertas itu. Beberapa puluh kertas sudah tidak layak pakai, tapi ratusan kertas yang sudah terpakai itu di salah satu sisinya masih putih bersih, tidak ada coretan sedikit pun. Kupikir, sangat mubassir jika aku membuang kertas-kertas yang sebenarnya masih bisa dipakai itu.

Setelah kupisahkan semua kertas yang masih layak pakai dan yang sudah harus dibuang, ada baiknya jika kertas yang masih layak pakai kumanfaatkan.

Sebelumnya, aku sebenarnya telah memanfaatkan kertas-kertas yang masih bisa terpakai di salah satu sisinya, tapi dari kertas yang salah cetak, bukan dari kertas yang bertumpuk di atas lemariku.

Ku apakan kertas itu?

Aku membuka file Islami yang ada di komputer, lalu kucetak sampai beberapa belas lembar, kecil-kecil saja tulisannya, yang penting bisa dibaca, lalu kutulis di bagian bawah kertas itu,

Memanfaatkan kertas bekas.

Setelah itu, kubagikan kepada teman-teman di kampus dan tidak lupa berkata, “Jangan dibaca sendiri, ya?”

Alhamdulillah respon mereka baik dan berlomba untuk mendapatkan kertas-kertas yang hasilnya telah menjadi buletin Islami yang sangat sederhana. Dan setelah itu kumanfaatkanlah terus kertas bekas salah cetak untuk buletin kecil-kecilanku. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, itulah mungkin pepatah yang ingin kuterapkan pada kertas-kertas salah cetak ini. Pertama, untuk membersihkan kamar. Kedua, menjauhi mubassir. Ketiga, sekaligus sebagai alat da’wahku.

File yang kugunakan adalah file yang mudah dicerna teman-teman di kampus tapi memiliki pengaruh besar, misalnya:

1. Larangan minum berdiri dan efek sampingnya yang sangat jelek jika seseorang terbiasa minum berdiri.

2. Saat orang gembar-gembor merayakan VD (Valentine’s Day) lalu, aku juga membagikan sejarah kelam VD, ketidak bolehannya dalam Islam, beserta pengaruh jeleknya hari itu tiba.

3. Tentang hijab yang harus dibatasi antara akhwat dan ikhwan.

4. Pengaruh buruk perempuan yang suka mengumbar auratnya, dan banyak lagi yang lainnya.

Tapi, dengan kertas yang menumpuk di atas lemariku lain lagi ceritanya, sebagiannya insya ALLAH akan aku gunakan tetap sebagai bulletin da’wahku, tapi yang kucetak kemarin sebagai kebutuhan yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya.

Sebagai mahasiswa dan Muslim, kita harus cerdas memakai biaya sesedikit mungkin tapi manfaat sebesar-besarnya dengan tidak melanggar syari’at Islam tentunya, apalagi kalau tidak tinggal sama orang tua, kan? Walaupun tinggal sama orang tua harus efisien juga sih, uang, kan, tidak dipungut begitu saja? Karena itu, aku memakai kertas-kertas bekas ini untuk menyiasati pemakaian kertas binderku yang kelewat boros.

Di kampus aku suka sekali mencatat di kertas binder, setelah itu aku pindahkan lagi catatanku tadi ke kertas binder yang lain agar lebih rapi. Lihat? Betapa borosnya, kan? Maka dari itu, kubuka Microsoft Office Word, kuatur ukuran kertasnya, pinggiran kertasnya harus sesempit mungkin, dan kubuat satu kolom tabel dan baris tabel itu kubuat penuh sampai ke bawah. Setelah itu, aku mencetaknya pada sisi kosong kertas yang telah terpakai tadi. Alhamdulillah, hasilnya bagus dan aku bisa memakai kertas-kertas itu untuk mencatat bagian pertama, setelah itu baru kupindahkan ke kertas binderku.

Hemat, kan?

Walau Anda termasuk orang yang mampu dalam hal materi, Anda juga harus bisa memanfaatkan apa yang bisa dimanfaatkan. Jangan memelihara gengsi, karena kita ini sama saja pernah bayi, kita ini sama saja butuh oksigen, kita ini sama saja butuh makan, dan kita sama-sama makhluk ALLAH yang berakal, iya, kan?

So, sekarang periksa barang-barang Anda, dan manfaatkanlah teman...

Wallahu a'lam...

Semoga bermanfaat... 

Makassar, 16 Maret 2011



CADAR SAMA SEKALI TIDAK BERLEBIH-LEBIHAN

14 Mar 2011

0 komentar
(husna89.blogspot.com)
Menurutku, orang-orang yang memakai cadar itu bukanlah orang-orang yang berlebih-lebihan, meski aku belum memakainya sampai saat ini. Aku memilih ulama yang mengatakan bahwa cadar itu sunnah dan lebih utama tetapi tidak diwajibkan.

Aku sangat yakin bahwa bercadar itu lebih utama dibandingkan muslimah-muslimah yang hanya memakai jilbab, kerudung, dan pakaian longgar. Kulit wajah mereka tentu selalu segar dan terhindar dari penyakit kulit yang bisa diakibatkan dari kotoran di udara dan sinar UV dari matahari, subhanaLLAH...

Ingat teman, jangan sampai ada yang mengatakan bahwa cadar itu bid’ah, cadar itu cuma tradisi orang-orang Arab, atau cadar itu hanya sikap berlebih-lebihan yang ditimbulkan oleh orang-orang tertentu. Yang mengatakan hal-hal tersebut berarti dia adalah orang yang jahil (bodoh) dan asbun (asal bunyi) yang berdasar hanya pada pengaruh-pengaruh orang-orang yang jahil juga atau karena ego yang berlebihan saja. Cadar itu sudah ada di zaman kenabian (pada saat Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam masih hidup) dan tidak ada sebelum Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam diutus (bisa disimpulkan bahwa cadar itu bukanlah tradisi orang Arab, tapi benar-benar datang dari agama kita, Islam). Yang menjadi perbedaan pendapat itu hanya apakah cadar itu wajib atau sunnah, sampai di situ saja, titik.

Coba kita buka www.muslimah.or.id, ada penjelasan Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. dari sumber Kumpulan tulisan ustadz Kholid Syamhudi:

Pertama, wanita menutup wajahnya bukanlah sesuatu yang aneh di zaman kenabian. Karena hal itu dilakukan oleh ummahatul mukminin (para istri Rasulullah) dan sebagian para wanita sahabat. Sehingga merupakan sesuatu yang disyariatkan dan keutamaan.


Kedua, membuka wajah juga dilakukan oleh sebagian sahabiah. Bahkan hingga akhir masa kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihin wa sallam, dan berlanjut pada perbuatan wanita-wanita pada zaman setelahnya.

Keempat, dalil-dalil yang disebutkan para ulama yang mewajibkan cadar begitu kuat; menunjukkan kewajiban wanita untuk berhijab (menutupi diri dari laki-laki) dan berjilbab serta menutupi perhiasannya secara umum. Dalil-dalil yang disebutkan para ulama yang tidak mewajibkan cadar begitu kuat; menunjukkan bahwa wajah dan telapak tangan wanita bukan aurat yang harus ditutup.

Inilah jawaban kami tentang masalah cadar bagi wanita. Mudah-mudahan kaum muslimin dapat saling memahami permasalahan ini dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam bishshawwab.

Nah, jelaskan? Kalau dalilnya, lihat di www.muslimah.or.id saja yah...

Tapi di sini, aku hanya ingin membahas tentang cadar yang dianggap hal yang berlebih-lebihan.

Apanya sih yang berlebih-lebihan?

Orang yang bercadar adalah orang-orang yang kuat dan sangat pemalu serta sangat menjaga hijabnya sebagai seorang Muslimah.

Coba kita lihat sekian banyak artis yang mengumbar auratnya (membuat celah-celah negatif semakin luas di otak-otak penontonnya, mempengaruhi remaja yang masih labil, menimbulkan fitnah besar pada laki-laki, dan mungkin saja ada suami-suami yang berbuat serong karena menonton artis yang mengumbar auratnya tanpa rasa malu).

Mereka dan wanita-wanita semacam merekalah yang sepantasnya disebut berlebih-lebihan. Coba lihat artis yang memakai emas sekian kilogram, memakai berlian ribuan biji, membeli baju-baju mahal sekian juta (walau maaf, kainnya cuma sedikit dan mungkin tidak cukup satu meter), memakai make up jutaan, dan sebagainya, dan sebagainya, dan sebagainya. Sangat BERLEBIH-LEBIHAN, kan?

Allah Ta'ala berfirman:

"Katakantah, hai hamba-hambaKu yang melampaui batas dalam menceiakakan dirinya sendiri - yang berlebih-lebihan daiam melakukan kemaksiatan, janganlah engkau semua berputus asa dari rahmat Allah - yakni dari pengampunanNya, sesungguhnya Allah itu dapat mengampuni segala macam dosa, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (Qs. az-Zumar: 53)

dan

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Qs. al-A’raf: 31)

dan

“Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Qs. Ali-Imran: 147)

Coba saja kita pikirkan, apatah guna hidup ini jika hanya sikap berlebih-lebihan yang diagung-agungkan, jauh dari agama, dan jauh dari nilai-nilai Islam, sedangkan orang-orang yang bercadar itu punya dalil yang kuat tentang cadar yang mereka kenakan?

Masya ALLAH, semoga tidak ada lagi yang mencela mereka karena ibadah yang mereka lakukan.

WaLLAHU a’lam...

14 Maret 2011, 06.00 WITA.

Ketiga, seorang muslim tidak boleh merendahkan wanita yang menutup wajahnya dan tidak boleh menganggapnya berlebihan.