PUISI

23 Mei 2011

0 komentar
Lama tak bertemu teman lama
Sungguh merindu lagi berjumpa
Kecintaan yang kadang tak termaknakan
Tak kan kutinggalkan dalam diamnya masa

Aku sibuk dengan

CURAHAN HATIKU UKHTI…

0 komentar
Tiba-tiba saja aku ingin menulis sebuah puisi

Tentang rintihan hatiku yang mulai beku
Tentang keluhan jiwaku yang mulai kaku
Aku sendu ukhti…
Aku kadang bingung
Menautkan walimah Islami di hati bunda
Memang bukan hari ini
Insya Allah akan tiba hari bahagia itu
Tapi tak ingin ku

NEGERIKU YANG HILANG

0 komentar

Ya, Allah…

Suara-suara kekacauan sedang berdengung
Memekakkan telinga para jiwa yang tenang
Sudah lama seperti ini
Negeriku tandus tak berbunga

Ke mana pemimpin-pemimpin kami yang agung?
Yang menyuarakan keadilan
Yang membangkitkan kesejahteraan

Kini hanya tinggal lembaran

PESAN BUATMU YANG TERCINTA YANG TERSESAT

0 komentar

Jiwa ini agak letih menopang semua ini

Ini memang bukan tanggunganku
Tapi aku tetap mengayuh untuk mencapai yang terenyuh

Aku makin kuyu dalam dingin malam yang mulai menggigil
Dalam keheningan
Terpaku sejenak memaknai hasil

Aku mungkin sering berkata…
Aku telah

PUISI SPESIAL BUAT IBUKU (ELLY HARA)

0 komentar


Ingin kudekap engkau dengan mesra




Ingin kukecup engkau lama


Ingin kurengkuh engkau selamanya






Dalam hidup ini, engkau satu dari milyaran juta


Kau sendiri mengisi salah satu ruangan terspesial dalam kedalamanku


Aku tersipu


Bangga…






Tak ingin seorang pun melukai senyum mewahmu


Tak ingin seorang pun meluruhkan kepercayaanmu






Tersenyumlah!


Itu kebahagiaanku


Bergembiralah!


Aku menyayangimu…






Jangan lukai aku karena engkau terluka


Jangan membuatku menangis karena engkau kecewa


Jangan menekanku karena air mata yang engkau tumpahkan






Aku ingin engkau tersenyum


Walau dengan kuluman-kuluman


Aku ingin engkau menangis


Karena haru kebanggaan






Lama kau menopang beban


Giliranku menggantimu menopangnya


Lama kau tenggelam dalam keresahan


Giliranku menggantimu merasa






Aku memang jauh tertinggal untuk menghitung jasamu jasaku


Tapi aku ingin bahagiakanmu walau hanya seujung kuku


Bersiaplah kugendong


Dengan tulangku yang memang rapuh


Bersiaplah kupeluk


Dengan rengkuhan yang selalu dingin terhangatkan






Jangan menyerah walau hanya sekejap


Karena aku tak kan menyerah membuat lengkungan lebar di bawah hidungmu


Jangan pernah ingin terjatuh


Karena aku siap membopongmu dalam kelemahanku…






Buatlah hidup ini kian indah


Karena aku berusaha menaburkan bunga di setiap langkahmu


Walau hanya bunga pungutan di jalan






Duduklah dalam singgasana yang bertabur anggrek, lily, mawar, melati, dan kemuning


Kupasangkan mahkota kerinduan


Dan gelang-gelang sayang


Tak lupa gaun kecupan do’a






Si Bintang Di Malam Yang Gelap


(Senin, 5 Juli 2010)

SEORANG BERCADAR TURUN KE SELOKAN JALAN BESAR MEMUNGUT SAMPAH

20 Mei 2011

3 komentar
Jum’at, 29 April – 17 Mei 2011
Pernahkah kalian melihat seorang wanita bercadar? Apakah kalian pernah memperhatikannya? Kata apa yang timbul di kepala kalian ketika melihat mereka? Aneh? Misterius? Kuno? Tidak keren? Atau... Teroris?

Itu terserah kalian yang penting aku harap kalian bisa membaca tulisanku kali ini. Kemarin aku ke sebuah ta’lim di belakang kampusku. Ta’limnya diadakan oleh salah satu Lembaga Da’wah Kampus (LDK). Dan ingin kuperkenalkan seseorang pada kalian dan aku mengagumi dan mencintainya sungguh-sungguh karena ALLAH Subhanahu wa Ta'ala. Aku tidak perlu menyebut namanya, tapi dia adalah seorang bercadar. Dia bercadar sejak kuliah dan dia dulunya anak Farmasi sekarang sudah memiliki sebuah apotek.

Tahukah kalian? Dia wanita biasa, tapi? Girohnya untuk berda’wah?

AKIBAT DEMO

18 Mei 2011

0 komentar
21 Februari 2011


Kita tentu sudah tidak asing dengan yang namanya demo, kan? Apalagi demo yang dilakukan mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia. Demo bahkan menjadi pemandangan yang biasa di beberapa kota di Indonesia, utamanya Makassar. Kukatakan dengan jelas kota Makassar karena aku memang tinggal di kota ini yang menjadi kota yang terkenal dengan kegiatan demonya di berbagai chanel tv dan aku juga menjadi salah satu saksi utama demo-demo tersebut yang hampir tiap pekan diadakan.

Sebagai seorang pemakai angkutan umum aku tentu merasa kurang senang pada kegiatan demo ini. ‘Macet’, itulah yang membuat banyak dari pihak masyarakat mengeluh.

Aku pernah berdiskusi singkat dengan salah seorang mahasiswi yang sangat pro dengan demo. Diskusinya seperti ini:

BAGIAN III, TIDAK LULUS UN (UJIAN NASIONAL) BUKAN AKHIR SEGALANYA TEMAN, (kisah seorang akhwat)

0 komentar
Selasa, 17 April 2011
Tidak lulus, memang kata yang sangat menyakitkan bagi siswa dan siswi yang telah melewatkan tiga tahunnya untuk sekolah, lalu tiba-tiba dengan beberapa hari melewati ujian nasional, ia pun harus menanggung satu hal untuk bertahun-tahun jerih-payahnya bersekolah.


Ini tidak terjadi padamu saja, tapi ribuan teman kita juga telah mengalaminya, dari zaman ayah-ayah kita dahulu sampai sekarang. Memang adalah hal yang pahit dan menyakitkan ketika kita tidak bisa bersama-sama teman kita lagi. Apalagi kita sudah menyandang kata tidak lulus, tidak seperti teman-teman kita yang telah lulus.

Menangis tentu saja boleh. Menangislah sepuas-puasmu (tapi jangan sampai merusak sesuatu atau mencela orang lain). Karena dengan menangis, jiwamu akan lega. Tapi, menangis dengan cara seperti apa? Menangislah dan mengadulah kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala, jangan sekali-kali menyalahkan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala atas apa yang kamu dapatkan hari ini. Karena, segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya dan pasti yang terbaik buat kamu.

Baiklah, hari ini kamu menanggung beban yang paling berat. Kamu mungkin berkata bahwa inilah beban yang paling berat selama kamu hidup. Kamu mungkin berkata bahwa kamu tidak pernah malu seperti ini. Kamu tidak pernah merasa sesedih ini. Tapi, yakinlah, itulah pencapaian yang kamu dapatkan

Apa kamu merasa sendiri?

ORANG-ORANG ISLAM TERORIS & PENGHIPNOTIS? BENARKAH? (KEKECEWAANKU KEPADA ORANG ISLAM)

16 Mei 2011

0 komentar
 Jum’at, 29 April - 12 Mei 2011
Sebenarnya bukan tema ini yang ingin kutulis saat ini. Sebenarnya aku ingin menulis tentang sampah, tapi lain kali lah, menurutku ini lebih urgen dan harus disebarkan secepatnya.

Pernahkah kalian menyadari bahwa “Islam itu mengalami kemunduran”? Pernah? Tidak? Sering? Sekarang?

Yah, sadar atau tidak, Islam sekarang mengalami kemunduran. Sekarang banyak sekali bom, hipnotis-hipnotis, penyumpahan-penyumpahan, dan segala tetek bengeknya dan tersangkanya adalah orang Islam, bahkan sudah menjadi terdakwah.

Jujur, sekarang aku emosi menulis artikel ini. Pernakah ada di antara kita yang marah ketika Islam disebut-sebut sebagai pelaku dari semua kejahatan-kejahatan? Ada yang pernah marah? Ada? Jawab sendiri! Bagi yang mengaku Islam dan tidak pernah marah atas tuduhan-tuduhan yang dilemparkan itu kepada kita umat Islam, sungguh-sungguh aku hanya bisa bergeleng-geleng kepala. Ironis!

Kita lihat sekarang, siapakah yang paling terkenal sebagai teroris?

BAGIAN III (HIDAYAH) KISAH UKHTI MUSLIMAH BARU

3 Mei 2011

2 komentar
Sabtu, 23 April 2011
Islam itu indah...
Islam itu mewah...
Islam itu keselamatan...
Islam itu melindungi...
Islam itu sejuk...
Islam itu jujur...
Islam itu adil...
Islam itu...
Maka jika engkau melihat Islam sekali lagi, tidak akan engkau dapatkan cacat sedikit pun darinya...

Maka, Islam itu...? Sempurna!!! Perfect!!!

Kisah ini terjadi di awal masa hijrahku. Aku berada di bazar yang dikelola oleh kami sendiri (beberapa akhwat) dan dibuka dekat mesjid. Bazar kecil-kecilan, mulai dari gamis, kopiah, mukena, jilbab, khimar, kaos kaki, buku-buku Islami, obat-obatan herbal, ziwak, parfum, pakaian muslim anak-anak, mushaf, dan lainnya. Kalian tahu? Hari itu hari Jum’at tepat sehari sebelum bulan Ramadhon.

Berita gembira itu diberitahu oleh ummahat (sebagian besar memang ummahat dan hanya beberapa dari kami yang masih sendiri) yang ada di bazar bersama kami. Ummahat itu berkata bahwa ada seorang wanita Nashrani yang akan masuk Islam hari itu. Ia akan datang setelah laki-laki shalat Jum’at.

Seorang akhwat (dokter) membeli sebuah gamis, khimar, mukenah, dan kaos kaki untuk calon Muslimah itu. Betapa senang aku waktu itu. Jujur, belum pernah kulihat seseorang masuk Islam sebelumnya.

Kuceritakan sedikit perihal wanita itu. Ia adalah seorang