Candu pada Hobi Lama

28 Des 2016

0 komentar


Antara kedalaman dan pendalaman

Teringat pekan lalu ketika menjadi juri lomba narasi--orasi lebih tepatnya--di porseni sekolah. Keadaan itu mengingatkanku pada beberapa masa silam, masa ketika Syifaa' masih eksis di panggung. 

"Ustadzah, ini harganya berapa?" tanya seorang ustadzah di sekolah sambil memperlihatkan Metamorfosa di tangannya. Ustadzah adalah panggilan guru-guru di sekolah.

"Itu tidak dijual, Ustadzah. Milik pribadi," kataku.

"Mau dijadikan hadiah porseni untuk siswa yang juara, berapa harganya?"

"Lima puluh lima ribu, Ustadzah. Tapi stoknya lagi kosong untuk saat ini," kataku sendu.

Biasa Menjadi Terlalu Biasa

0 komentar


"Di balik temaram hati"

Aku sudah menduga tak akan sekuat itu
Bahkan telah lama mengurai pembenaran demi pembenaran akan langkah yang begitu berani
Namun memang tak semudah itu
Ketika biasa menjadi terlalu biasa

Special for My Beloved Ruqayyah

27 Des 2016

1 komentar


"Di Keheningan Dinding Sekretariat FMAN"

Perpisahan itu memang benar adanya
Adanya kesedihan
Adanya kehampaan
Adanya kerinduan
Adanya air mata yang menetes

Kepada beloved Kak Ruqayyah yang akan melanjutkan perjuangan di kota timur sana
Bersemangatlah!
Kuatkan tauhid dan keikhlashan
Tingkatkan kesabaran
Medan perjuangan di Serambi Madinah ini tentu sangat berbeda jauh dengan padang gersang di sana
Butuh banyak bibit-bibit yang kuat untuk menghijaukan bumi timur
Dan aku yakin, engkaulah salah satu bibit itu

Bermetamorfosalah dalam Cahaya Tauhid

26 Des 2016

0 komentar


"Di selaksa dingin yang menusuk"

Entah berapa stanza lagi untuk menguraikan semua rasa tentang takdir yang Allah goreskan melalui tinta-tinta takdir-Nya
Entah berapa langkah lagi yang tersisa, hingga kaki menapak pada jejak terakhirnya
Biarkanlah aku bungkam dalam keheningan, hingga ikhlash pun berurai ke ujungnya
Hingga tiada lagi guna segala pujian ataupun celaan
Karena terasa tiada penting selain berdiri tegak di atas  kaki sendiri, berlari mengejar ridho Sang Pencipta

Melankolis? Perfect Itu Gak Semuanya Bagus

25 Des 2016

0 komentar


"Di malam yang temaram, di antara dinding-dinding rumah sakit"

Kamu pernah dengar melankolis?
Yupz! Ini adalah salah satu karakter yang dimiliki seseorang yang terkadang terlihat sempurna. Padahal dibalik kesempurnaannya, ada seseorang yang tertekan. Dirinya sendiri! Siapa lagi?

Jangan menghakimiku tentang pendapatku yang terlalu personal ini. Secara gamblang kusampaikan hal tersebut karena dari beberapa tes karakter, aku termasuk tipe melankolis yang dominan. Dari 40 poin, karakter melankolis menembus 21 poin. Sedangkan koleris 14 poin, plagmatis 9 poin, dan sanguinis hanya 6 poin. Terlihat dari luar, orang-orang yang melankolis selalu melakukan segalanya serba teratur, terstruktur, dan memiliki banyak kelebihan dibanding karakter lainnya. Tapi tahukah, Ukhtiy? Hidup menjadi seorang melankolis itu bukan hal yang mudah.

Perfeksionis, adalah sifat yang paling menonjol pada si melankolis. Ingin semuanya terjadi sesuai dengan aturan, baik aturan dari luar maupun aturan yang telah ia tetapkan sendiri. Idealismenya yang tak terbantahkan serta hatinya yang terlalu perasa membuatnya bisa menjadi begitu sensitif dan senantiasa memikirkan resiko daripada peluang. Hal ini dapat membuatnya tertekan dan menjadi penyendiri di saat hal-hal yang telah diaturnya dengan sebaik-baiknya usai begitu saja tidak sesuai harapannya. Itu hanya sebagian kecilnya.

Menebar Cinta

0 komentar


At Tadjuddin Chalid Hospital

Ukhtiy...
Jangan terlalu banyak menebar cinta
Tidakkah engkau tahu bahwa cinta itu jika dosisnya terlalu banyak bisa memabukkan?
Orang yang mabuk bisa berbuat apa saja

Hingga Lelah pun Lelah Menjadi Lelah

0 komentar


Lelah...
Biarlah lelah
Hingga lelah itu menumpuk
Dan lelah pun lelah menjadi lelah

Maka pada sekian kumpulan lelah yang telah berubah menjadi ghirah
Biarkan...
Sampai kakimu menapak jannah-Nya

Modal apa yang bisa dibawa oleh para pedagang yang lemah fisiknya?
Bangun malam untuk bermunajat saja tidak bisa memenuhi seluruh harinya
Hingga lapar dan haus pun belum bisa ditahannya
Dan untuk tadarrus tiga juz sehari pun tidak bisa dilampauinya

Stop It!

24 Des 2016

0 komentar
Sambil mendengarkan pemateri Workshop Nasional Kurikulum 2013 dan memperhatikan setiap slide demi slide yang berkelap-kelip di proyektor, aku sempatkan menjenguk Si Kecil. Ah, sudah lama tidak bertemu. Sepertinya banyak hal yang perlu dibenahi.

Berpindah dari satu judul ke judul yang lain, semakin terlihat bahwa penulis itu pun perlu mengasah dirinya dalam menulis. Semakin banyak membaca dan menulis, semakin mudah kukenal sejelek apa tulisanku dahulu. Senyum-senyum sendiri membacanya, karena mendapati sebuah tulisan pada Si Kecil yang mencampuradukkan kata 'aku' dan 'saya' dalam sebuah tulisan. Tulisan tersebut tidak perlu direvisi, biarkan seperti itu. Karena penulis pun butuh menyejarahkan tulisannya untuk melihat tingkat kualitas dirinya.

Nah, pertanyaanku hari ini padamu, Syifaa'...
Masihkah mau bertahan menjadi writer's block?
Stop it now!