Ingin kudekap engkau dengan mesra
Ingin kukecup engkau lama
Ingin kurengkuh engkau selamanya
Dalam hidup ini, engkau satu dari milyaran juta
Kau sendiri mengisi salah satu ruangan terspesial dalam kedalamanku
Aku tersipu
Bangga…
Tak ingin seorang pun melukai senyum mewahmu
Tak ingin seorang pun me
luruhkan kepercayaanmu
Tersenyumlah!
Itu kebahagiaanku
Bergembiralah!
Aku menyayangimu…
Jangan lukai aku karena engkau terluka
Jangan membuatku menangis karena engkau kecewa
Jangan menekanku karena air mata yang engkau tumpahkan
Aku ingin engkau tersenyum
Walau dengan kuluman-kuluman
Aku ingin engkau menangis
Karena haru kebanggaan
Lama kau menopang beban
Giliranku menggantimu menopangnya
Lama kau tenggelam dalam keresahan
Giliranku menggantimu merasa
Aku memang jauh tertinggal untuk menghitung jasamu jasaku
Tapi aku ingin bahagiakanmu walau hanya seujung kuku
Bersiaplah kugendong
Dengan tulangku yang memang rapuh
Bersiaplah kupeluk
Dengan rengkuhan yang selalu dingin terhangatkan
Jangan menyerah walau hanya sekejap
Karena aku tak kan menyerah membuat lengkungan lebar di bawah hidungmu
Jangan pernah ingin terjatuh
Karena aku siap membopongmu dalam kelemahanku…
Buatlah hidup ini kian indah
Karena aku berusaha menaburkan bunga di setiap langkahmu
Walau hanya bunga pungutan di jalan
Duduklah dalam singgasana yang bertabur anggrek, lily, mawar, melati, dan kemuning
Kupasangkan mahkota kerinduan
Dan gelang-gelang sayang
Tak lupa gaun kecupan do’a
(Senin, 5 Juli 2010)
0 komentar:
Posting Komentar