"Di selaksa dingin yang menusuk"
Entah berapa stanza lagi untuk menguraikan semua rasa tentang takdir yang Allah goreskan melalui tinta-tinta takdir-Nya
Entah berapa langkah lagi yang tersisa, hingga kaki menapak pada jejak terakhirnya
Biarkanlah aku bungkam dalam keheningan, hingga ikhlash pun berurai ke ujungnya
Hingga tiada lagi guna segala pujian ataupun celaan
Karena terasa tiada penting selain berdiri tegak di atas kaki sendiri, berlari mengejar ridho Sang Pencipta
Wahai diri...
Jikalah tiba detik-detik terakhir dalam bermetamorfosa
Bermetamorfosalah dalam keindahan cahaya tauhid
Hingga tiada satu makhluk pun dapat mengingkari keberakhiranmu yang terlepas dengan senyuman
Bahwa sang diri telah pergi menuju kepada Rabb-nya dengan gemilang
Wahai diri...
Melangkahlah...
Berlarilah...
Selama kakimu masih mampu mengayun
Selama detak jantungmu masih mampu berirama candu
Candu pada ilmu
Candu pada akhlak
Candu pada da'wah
Biarkanlah sepi menepi
Hingga hilang rasa sedih
Dan engkau mampu menyadari
Bahwa tiada engkau sendiri
Karena Sang Maha Penyayang tak akan pernah tinggalkan dirimu sendiri
Wahai diri...
Jika sesak maupun perih menyengat
Jangan peduli!
Karena goresan-goresan sakit yang engkau sabari
Akan menggugurkan dosa-dosa di akhirat nanti
Bersabarlah dalam rengkuhan malam yang tak berhenti gelap
0 komentar:
Posting Komentar