29 Maret 2013
Hari ini hari yang lucu, mendebarkan, penuh pesona. Mungkin
ini salah satu hari yang aneh yang pernah kurasakan. Pernah kuceritakan tentang
kegiatan Gema Mahasiswa Muslimah Indonesia (GMMI)? Aku mengikuti salah satu
lomba yang diadakan oleh panitia GMMI ini, yaitu lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
(KTI) tanggal 27 Maret 2013 M kemarin dan diumumkan hari ini.
Kuselesaikan KTI itu dalam waktu
sepekan, begadang, penelitian yang tidak maksimal, melewati sakit, dan berkali-kali harus terbaring di ranjang karena hipotensi dan anemia yang menderaku sejak tahun lalu, serta seabrek kekhawatiran dan kesibukanku di aktivitas da’wah dan kuliah.
sepekan, begadang, penelitian yang tidak maksimal, melewati sakit, dan berkali-kali harus terbaring di ranjang karena hipotensi dan anemia yang menderaku sejak tahun lalu, serta seabrek kekhawatiran dan kesibukanku di aktivitas da’wah dan kuliah.
27 Maret kemarin aku datang ke tempat perlombaan dengan
pakaian hitam-putih seperti yang diarahkan oleh panitia. Pagi-pagi aku
berangkat diboncengan bapakku yang tak kalah semangatnya juga dan sampai di
tempat lomba dengan hati deg-degan. Ah,
bagaimana presentasi KTI hari ini? Tak ada persiapan berarti untuk
presentasi hari ini karena harus melewati hari-hari dengan sakit dan beberapa
aktivitas da’wah di kampus.
Aku duduk dengan tenang seakan-akan semuanya baik-baik saja.
Padahal nyatanya? Aku hanya berusaha menenangkan diri di setiap kegelisahan
yang berkecamuk dan tersembunyi. Berusaha mengulum senyum di depan akhwat
lainnya. Ah, menipu dirikah? Kurasa tidak. Hanya belajar untuk menjadi sosok
lebih tenang. Biarlah ALLAH yang mengetahui setiap kegelisahan yang
menyelimuti.
Aku mendapat urutan ketiga, dua orang peserta sebelumku
telah tampil dengan baik. Adik-adik angkatan 2012 yang membuatku
tersenyum-senyum sendiri. Aku senang melihat mereka begitu bersemangat memperkenalkan
tarbiyah dan ukhuwah kepada juri. Bahkan sempat terbersit di hatiku mendo’akan
agar mereka menang lomba ini. Mungkin memang tidak adil jika aku tidak
mendukung diriku sendiri, tapi aku betul-betul berharap mereka dapat bertahan
dalam kancah perjuangan bersama akhwat seiman. Insya ALLAH.
Tiba saat aku harus mempresentasikan poin demi poin dari slide
demi slide yang telah kubuat,
dikomentari oleh juri, dan kembali di duduk di atas karpet yang tiba-tiba
rasanya panas atau aku yang tiba-tiba kedinginan setelah tampil tadi? Harusnya
tidak seperti ini. Aku takut akhwat kecewa.
(Sekarang aku sedang duduk di ruang pelatihan jurnalistik,
salah satu hal yang membuat hari ini penuh pesona)
Yang kuberi tahu tentang presentasi KTI-ku hari itu hanya
Kak Iffah, tidak kuberi tahu akhwat lainnya perihal ini. Aku tahu, aku tidak memaksimalkan
diri untuk KTI dan aku tidak mau terlalu gembar-gembor membawa banyak supporter seperti yang diarahkan oleh
panitia. Aku tidak ingin ada yang kecewa….
Ternyata, ya ALLAH, hal yang tidak kuinginkan malah terjadi.
Seorang akhwat dengan niat baik mengirim sms ke seluruh kontak akhwat yang ada
di hape-nya dan mengabarkan bahwa
hari itu aku sedang presentasi KTI dan semua akhwat diminta mendukung dan
mendo’akanku. Ini hal yang paling tidak kusenangi sebenarnya. Dan akhirnya
akhwat sekampus mengetahui kalau aku ikut lomba KTI. Bahkan setiap bertemu
akhwat setelah presentasi itu, mereka malah tersenyum-senyum yang tidak
kumengerti. Ternyata karena sms itu. Hfff…, sebenarnya aku tidak membutuhkan
dukungan apa pun, ini seperti kompetisi musik-musik di televisi saja pakai
didukung lewat sms. Namun, qadaruLLAH, semua sudah terjadi.
Tanggal 28 Maret kemarin sampai hari ini aku mengikuti
Workshop Jurnalistik yang diadakan oleh FMDKI. Wah, semangat menulisku kembali
membara. Bahkan kami secara otomatis menjadi anggota Komunitas Jejak Pena
Muslimah (JPM) yang baru saja launching hari
ini. Masya ALLAH, senang sekali hari ini.
Pagi-pagi sekali aku berangkat ke Gedung Baruga A.P.
Pettarani UH tempat kegiatan Dialog Nasional Mahasiswa Muslimah (DINAMIS). Di
sini akan diumumkan pemenang lomba. Namun sejak selesai presentasi kemarin aku
sudah merasa tidak akan menang karena ketidakmaksimalanku. Sesuatu yang tidak
maksimal tentu tidak akan mencapai hasil yang maksimal pula. Aku duduk dengan
perasaan gembira bersama 1856 mahasiswi yang turut serta dalam acara ini.
Di penghujung acara aku cepat-cepat keluar dari gedung
karena sudah cemas tugas menulis dari workshop
kemarin belum selesai. Aku juga tidak ingin berada di tempat itu saat
pengumuman pemenang lomba. Alasan pertama, aku tidak ingin berada di antara
akhwat-akhwat yang akan kecewa jika aku tidak menang. Alasan kedua, aku tidak
ingin naik ke panggung jika saja aku yang menang lomba. Sudah cukup mengganggu
sms-sms yang beredar kemarin. Dan akan sangat mengganggu hati jika saja menang
dan harus menerima hadiah di depan mereka.
Aku bergegas ke tempat workshop
dan mengerjakan tugas di ruangan dengan laptop yang kupinjam sama Ukhti Nisa karena
laptopku sudah tidak bisa dibawa-bawa lagi. Baterainya aus dan harus diganti
dengan baterai yang baru. Sebenarnya aku sangat berharap punya laptop yang bisa
dibawa-bawa. Dan inilah salah satu alasan mengapa aku tidak terlalu produktif
lagi menulis.
Pulang dari workshop,
aku sms akhwat-akhwat untuk mengecek bagaimana pengumuman tadi dan kukatakan
jika namaku tidak ada dan telah mengecewakan akhwat, aku meminta maaf yang
sebesar-besarnya.
Dan subhanaLLAH, aku benar-benar tidak mendapatkan juara.
Ini kekalahan yang paling manis bagiku. Salah satu hal yang membuatku tersenyum
hari ini karena aku tidak menang lomba KTI.
Hari ini aku bisa tersenyum lepas, seakan sebuah beban telah
hilang dari pundakku. Ya, hari ini hari yang istimewa….
Semoga bermanfaat, waLLAHU a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar