Jika Sedekah Dengan Tenaga Anda Mendapatkan Tenaga

26 Jan 2011

24 Januari 2011 

Kemarin pagi,aku sudah rencana mengikuti tabglih akbar di masjid al-Markaz. Tapi kuurungkan mengingat tugas mendadak yang diberikan dosen PKN—membuat 2 makalah—dan harus final hari ini.


Sekitar pukul 11 pagi, K’Sri(ketua forum daerahku) menelepon, menanyakan apakah aku jadi menghadiri tabligh akbar itu atau tidak. Dengan sangat berat hati kukatakan kepadanya bahwa aku tidak bisa hadir. Lalu kujelaskan alasan-alasanku. Sebenarnya aku sangat ingin menghadiri tabligh akbar itu, mengingat ilmu dan pahala mengahadiri majelis ilmu sangat kuinginkan. Tapi mengingat tugas yang bertumpuk-tumpuk plus belum belajar untuk final besok…, aku harus berpikir dua kali.


“Insya Allah dimudahkan, Dek…,” kata K’Sri lembut.


Hatiku terketuk. Apakah aku sampai lupa keEsaan Allah atas semua keadaan sehingga aku harus meninggalkan ilmu agama yang fardhu ‘ain dari pada ilmu dunia yang fardhu kifayah…? Ish…ish…ish….


Aku pun mengubah niatku, insya Allah aku akan ke tabligh akbar itu.


Sebenarnya bukan tugas kuliah saja. Aku harus mencuci untuk persiapan final besok karena harus pakai baju hitam putih dan seabrek cucianku. Sudah jam setengah 12 dan aku baru selesai makan dan harus mencuci dulu padahal tabligh akbarnya mulai ba’da duhur. Dengan sangat terpaksa aku harus datang terlambat.


AlhamduliLLAH, ar-Rahman memudahkan segalanya bagiku. Mencuci terasa lebih cepat dan lebih ringan. Aku berangkat pukul setengah 12 lewat dan perjalanan yang kutempuh kira-kira satu jam untuk sampai di tempat.


Sesamapaiku di sana, seabrek manusia yang datang terlambat sepertiku berjalan cepat tidak ingin ketinggalan. Sementara di dalam mesjid sudah bejibun orang dan aku hampir tidak kebagian tempat (tambahan saja, aku bersama temanku ke masjid).


ALLAHUMMA…, yang membuatku keringat dingin karena banyak sekali ikhwan. Terus menjaga pandangan, menjaga hati, menjaga jarak….


Tapi yang membuatku senang karena yang banyak datang itu akhwat yang berjilbab lebar dan panjang sepertiku, tapi banyak juga yang pakai cadar. subhanaLLAH, yang bercadar betul-betul cantik….


Aku memilih di lantai tiga, karena di lantai satu ikhwan sedangkan di lantai 2 dan 3 untuk akhwat. Masya ALLAH, lantai 2 penuh dan harus ke lantai 3.


Banyak loh ibu-ibu yang datang ke tabligh akbar ini, bahkan ada yang kompakan pakai baju putih-putih. Tapi yang menarik hati itu akhwat yang berjilbab lebar dan panjang dengan anak-anak mereka. Masya ALLAH, terlihat begitu lengkap kebahagiaan mereka.


Aku ketinggalan banyak materi. Tapi aku berusaha menulis materi yang masih keburu sambil mengerjakan tugas kuliah yang seabrek itu…, subhanaLLAH, aku tidak percaya makalah yang sulit sekali kubuat di rumah tadi lebih mudah kukerjakan di majelis ilmu (tabligh akbar).


“Insya Allah dimudahkan, Dek…,” terus terngiang-ngiang dalam ingatanku.


Ada yang menarik perhatianku di tabligh akbar ini,

1. Jika anda sedekah makanan anda mendapatkan makanan

2. Jika sedekah dengan tenaga anda mendaptkan tenaga

3. Jika sedekah darah (donor darah), anda akan mendapatkan darah

4. Jika anda sedekah ilmu maka anda akan mendapatkan sedekah ilmu

5. Jika anda sedekah uang maka anda akan mendapatkan uang

Betul sekali kata-kata ini. Aku menerawang jauh ke belakang. Berusaha mendalami kelima poin itu. Misalnya, poin kedua, Jika sedekah dengan tenaga anda mendaptkan tenaga:


Aku bisa dibilang terlibat banyak kepanitiaan. Mulai dari panitia seminar tahun lalu tentang Valentine Day yang fenomenal itu, panitia daurah, panitia coaching murobbiyah, dan lain-lain. Aku dan teman-teman juga sering mengkader adik-adik untuk ikut tarbiyah, aku ingin mereka merasakan kemanisan Islam lewat tarbiyah sebagaimana yang kurasaan sampai saat ini. Aku tidak pernah merasa dirugikan dengan semua kegiatan ini walau harus memakai uang jajan untuk kendaraan yang akan dipakai, itulah nikmatnya iman, seperti janji ALLAH, siapa yang menolong agama ALLAH, ALLAH akan menolongnya.


Ternyata, sedekah tenaga betul-betul mendapatkan tenaga. Hal ini tidak pernah terpikirkan sebelum mengikuti tabligh akbar ini. Aku betul-betul terlupa akan ni’mat ALLAH ini.


Kuingat ketika aku kesulitan mengangkat barang-barangku

(tas, notebook, buku-buku, kertas-kertas) yang harus dipindahkan mendadak mengingat dosen menyuruh untuk cepat-cepat pindah kelas. Temanku tiba-tiba menawarkan untuk membantuku mengangkat tasku padahal dia juga punya tas.


Kuingat ketika aku harus menarik koper yang beratnya minta ampun dan sekaligus memegang kantongan berisi ubi yang tak kalah beratnya. Aku betul-betul kesusahan dan subhanaLLAH, seorang teman menawarkan untuk mengangkat ubiku padahal dia juga harus membawa kopernya.


Kuingat ketika aku berjalan petang hari dari sebuah majelis ilmu (ta’lim gabungan, akhwat-ikhwan yang tentunya dipisahkan dengan hijab). Di bahu kananku tas betul-betul berat dan ditangan kiriku menenteng kantongan berisi jilbab jualanku. Aku sudah sangat khawatir terlambat sampai di rumah, sore begini sering kali macet, dan angkutan umum kalau malam itu tinggal ojek (tidak mungkin aku naik ojek, na’udzubiLLAH), jadi aku harus cepat-cepat. Tak kusangka ALLAH mengirimkan seorang akhwat yang baik hati.


“Ukhti…’” panggilnya dari atas motornya. Ia berbaju putih seluruhnya dengan jilbab segitiga yang panjangnya sampai pinggang.
“Ya?” tanyaku.


Ia menanyakan alamat rumahku tanpa menanyakan namaku dan mengetahui aku siapa. Tanpa basa-basi ia mempersilahkan aku duduk di motornya dan mengantarkanku pulang. Di perjalanan baru kami saling mengenal. Ternyata akhwat yang baik hati ini (semoga ALLAH membalas kebaikannya dengan balasan yang terbaik)juga mahasiswa baru seuniversitas denganku tapi dia di Fakultas Kedokteran.


Satu cerita lagi, setelah pulang dari tabligh akbar tadi, aku dan temanku harus mengambil sandal di tempat kami menyimpannya. QadaraLLAH, banyak sekali ikhwan yang berkumpul di sana. Aku tidak berani lewat. Tiba-tiba seorang temanku (yang datang bersamaku tadi) mengatakan, “Saya saja yang pergi mengambilnya ke sana, dari pada kamu pingsan….”


Dan banyak lagi kejadian-kejadian lainnya yang tidak bisa kuceritakan satu-persatu di sini.


Misalnya lagi, Jika anda sedekah uang maka anda akan mendapatkan uang:

Kuingat ketika itu aku masih SMA kelas dua, aku ingin sekali beinfaq di mesjid, mengingat amal jariyah yang terus mengalir sangat menyilaukanku. Tapi aku tidak punya banyak uang yang bisa kuinfaqkan. Kumasukkan seribu rupiah di celengan masjid tanpa dilihat oleh siapa pun. QadaraLLAH, tidak lama aku mendapat uang empat ratus ribu dari nenekku dan itu sungguh tidak kusangka-sangka. SubhanaLLAH…. (Btw, demi ALLAH yang aku berada dalam Genggaman-Nya, aku tidak memasang cerita ini karena kesombongan, tapi betul-betul ingin berbagi kisah tentang kebenaran janji ALLAH Subhanahu wa Ta’ala dan kebenaran Islam sebagai satu-satunya agama yang haq—benar).


Mungkin hanya itu yang ingin kuceritakan kali ini. Sesungguhnya segala kesalahan di blog ini datangnya dariku dan kesempurnaan itu mutlak hanya milik ALLAH AZZA WA JALLA. Semoga bermanfaat.


Jika engkau mendapati sebuah nasihat, maka ambillah perkataan yang paling baik.


Semoga kita tetap istiqomah di jalan-Nya. Semoga hati kita selalu tertaut pada-Nya. Semoga segala kisah dapat kita selami maknanya, bahwa segala sesuatu itu terdapat tanda-tanda kebesaran ALLAH AZZA WA JALLA.


0 komentar: