2015 Status FB-1 Masa depan itu yang manakah?

24 Jul 2016

30 Desember 2015

Masa depan itu yang manakah?
(Logat Makassar)

Contohnya kalo dari akademisi...

Calon sarjana:
"Saya harus mengejar masa depan... Semangat nyusun skripsi.......!"

Sarjana:
"Tesis oh... Tesis... Penentu masa depan."

Pokoknya nda capek kuliah...
Nda capek masuk kelas...
Dilanjut sampe nama tambah panjang...
Tambah banyak singkatan di belakangnya
Sampe nda bosan-bosannya kuliah terus, nelupaimi MATI.

Eh, dijawab begini...
"Begitumi kalo mau masa depan bahagia Bro...! Harus banyak titel. Banyak juga gaji."

Hebat mentong, belumpi selesai kuliah, bicara gajimi.
Beli tempe saja masih uangnya ortu, hhh...

Ckck...
Umur yang nda dinikmati sama sekali...
Banyakna mamo anak kuliahan sok sibuk sekali kuliah.
Nda shalatmi apa.
Takutki minta izin sama dosen pergi shalat.
(Lebih takut sama dosenna daripada sama RABB Yang Maha Melihat)
Apalagi puasa, nda memangmi.
Diajak kajian, nebilang banyak tugasna.
Diajak belajar mengaji, nebilang mau final, nda sempatpi.
Padahal nda cukupji dua jam diajak untuk menuntut ilmu akhirat, dijamin juga pahala.
Kuliah berapa puluh jam, nda ada juga jaminan bisa kerja dapat gaji tinggi.
Banyakna mamo yang ajak ke syurga.
Tapi ditolak hanya karena kuliah.
Pas semester enam, dicabutmi nyawana.
Apalagi yang meninggal pas dekat-dekat wisuda.
Rugi-rugina hidupna.

Ini baru anak kuliah, belumpi itu kategori masa depan "keduniaan" yang lain...
Banyak lebih parah...

"Jika saja kita bisa mengubah cara berpikir kita, mengubah tujuan utama kita, insyaALLAH kita bisa bahagia di tempat persinggahan kita ini (dunia) dan mendapatkan masa depan (akhirat) yang cerah.

Namanya tempat singgah, kita hanya butuh persiapkan bekal untuk perjalanan di akhirat yang masih sangat panjang.
Apakah ketika kita pulang kampung kita membawa seluruh barang di rumah kita?
Bawa lemari, kamar mandi, dan kasur?
Tentu tidak kan?
Jika kita ingin ke suatu tempat tujuan...
Kita umumnya hanya akan membawa baju, makanan seperlunya, dan memang yang dibutuhkan dalam perjalanan saja.
Dan bekal yang terpenting yang harus kita bawa untuk masa depan kita adalah TAKWA.
Karena masa depan bukanlah di sini, bukan di dunia ini.
Masa depan kita ada di sana...
Akhirat yang kekal.
Yang memberikan kita hanya dua pilihan saja.
Syurga yang penuh kenikmatan (semoga kita semua mendapatkannya)
Dan neraka yang penuh nestapa dan penderitaan yang tiada bertepi (semoga ALLAH menjauhkan kita darinya)."

WaLLAHU a'lam.

Khanza Asy-Syifaa

0 komentar: