Melankolis? Perfect Itu Gak Semuanya Bagus

25 Des 2016



"Di malam yang temaram, di antara dinding-dinding rumah sakit"

Kamu pernah dengar melankolis?
Yupz! Ini adalah salah satu karakter yang dimiliki seseorang yang terkadang terlihat sempurna. Padahal dibalik kesempurnaannya, ada seseorang yang tertekan. Dirinya sendiri! Siapa lagi?

Jangan menghakimiku tentang pendapatku yang terlalu personal ini. Secara gamblang kusampaikan hal tersebut karena dari beberapa tes karakter, aku termasuk tipe melankolis yang dominan. Dari 40 poin, karakter melankolis menembus 21 poin. Sedangkan koleris 14 poin, plagmatis 9 poin, dan sanguinis hanya 6 poin. Terlihat dari luar, orang-orang yang melankolis selalu melakukan segalanya serba teratur, terstruktur, dan memiliki banyak kelebihan dibanding karakter lainnya. Tapi tahukah, Ukhtiy? Hidup menjadi seorang melankolis itu bukan hal yang mudah.

Perfeksionis, adalah sifat yang paling menonjol pada si melankolis. Ingin semuanya terjadi sesuai dengan aturan, baik aturan dari luar maupun aturan yang telah ia tetapkan sendiri. Idealismenya yang tak terbantahkan serta hatinya yang terlalu perasa membuatnya bisa menjadi begitu sensitif dan senantiasa memikirkan resiko daripada peluang. Hal ini dapat membuatnya tertekan dan menjadi penyendiri di saat hal-hal yang telah diaturnya dengan sebaik-baiknya usai begitu saja tidak sesuai harapannya. Itu hanya sebagian kecilnya.

Sekali lagi, menjadi melankolis itu tidak mudah. Seorang penulis yang melankolis bisa saja menjadi block writer ketika ia stagnan pada sebuah tulisan atau apa yang telah ia rencanakan tidak sesuai dengan harapannya. Bukankah ini menyiksa? Benar! Sangat menyiksa.

Seorang melankolis perlu menggali kekurangan dirinya, karena karakter itu bisa saja diubah. Dan cara memperbaiki kelemahan dari seorang melankolis hanya satu! Yaitu ilmu Ad-dinul Islam. Mari kita membedah beberapa kelemahan dari seorang melankolis...

1. Ingin segalanya ideal atau sempurna
Untuk melihat semua menjadi sempurna, tentu bukan hal yang mudah terjadi! Seorang melankolis harus menyadari bahwa seluruh ikhtiar yang ia lakukan belum pasti menghasilkan harapan-harapan yang telah digantungnya terlalu tinggi. Ia harus percaya, bahwa kita hanya bisa berusaha, berdoa, dan bertawakkal. Adapun hasilnya, cukuplah Allah yang menentukannya.

2. Sering menyalahkan diri sendiri
Hmmm, ini salah satu sikap yang membuat melankolers terlihat pemurung. Apa-apa dia yang salah, sedikit-sedikit dia merasa bersalah. Padahal kita cukup memperbaiki akhlak kita saja sesuai dengan apa yang Allah perintahkan dan Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam ajarkan. Adapun jika seseorang seperti tidak menyukai kita atau kita selalu merasa ada yang salah dengan apa yang kita lakukan, toh..., kan, tinggal dibicarakan dan minta maaf? Melankolers terlalu penyendiri sih....

3. Penyendiri
Selalu sibuk dengan dirinya sendiri, susah percaya pada orang lain. Akhirnya, karena jarang bergaul, pikiran-pikiran negatif selalu muncul. Berhusunudzhonlah, Ukhtiy...! Itu akan membuat hidupmu tenang.

Itu mungkin sebagian dari kelemahan para melankolers. Tapi kelemahan itu bisa diperbaiki, kok! Yang jelas tidak akan mudah memperbaikinya dan membutuhkan proses yang panjang. Tinggal kamunya saja, mau atau tidak?

Wallahu A'lam.

0 komentar: