APA YANG TELAH ISLAM BERIKAN KEPADA KITA? BAGIAN II

1 Jan 2012

Ahad , 25 Desember 2011

Aku akan menjawab pertanyaan ini sesuai yang akan kutuliskan untuk murobbiyahku....

Jawabanku:
Harusnya yang kujawab terlebih dahulu adalah pertanyaan pertama, tapi pertanyaan pertama seakan-akan sudah siap menohok jantungku, Kak. Oh, iya, Kak, jawaban ini insya ALLAH kuterbitkan di blogku (akuakhwat.blogspot.com), kalau ada kesempatan, dikunjungi ya, Kak, hehe...

Apa yang telah Islam berikan kepadaku?
“SEGALANYA...”
Menguraikan kata SEGALANYA...
Aduh, Kak, saya itu
suka bercerita, jadi dalam bentuk cerita saja...

Jika hidup ini sebelum benar-benar mengenal Islam penuh kegersangan
maka setelah benar-benar mengenal Islam hidup ini jadi berwarna

Saya beragama Islam sejak lahir, karena orang tua saya memang Islam. Namun, tidak berarti saya mengenal Islam.

Yang saya tahu, yang wajib itu cuma shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, haji... ya, begitu-begitulah, Kak.

Sampai saya benar-benar tidak meninggalkan puasa Ramadhan sejak kelas tiga SD. Dan juga tidak meninggalkan shalat lima waktu sejak baligh.

Saya juga senang berdo’a kepada ALLAH... meski begitu, waktu kecil saya juga sering marah pada-NYA. AstaghfiruLLAH...

Tapi, tetap saja berkali-kali hati ini gersang, seperti merindukan sesuatu.

Saya punya sifat yang sangat sangat buruk, MUDAH TERSINGGUNG. Gampang ngambek. Saya selalu merasa bahwa orang-orang itu tidak adil.

Saya selalu merasa sendiri. Selalu sedih. Dan tidak tahu kenapa???

Saya sebenarnya anak yang sangat supel, mudah bergaul, periang, kepada teman-teman atau orang-orang yang baru saya kenal. Tapi, kepada keluarga besarku, sangat tertutup bahkan malas ngobrol sama mereka.
Saya tidak pernah mengaji kecuali pada bulan Ramadhan (klise banget ya, Kak?).

Yang paling saya ingat, sejak SMP, kalau saya lagi keluar rumah, selalu pakai celana panjang dan baju lengan panjang, meski tidak pakai kerudung.

Nah, di SMP ini saya senang sekali baca novel Islami, buku-buku Islam, dan buletin Islam.

Oh, iya, dua hari sebelum ketemu Shofiyyah awal saya pakai kerudung kecil. Istiqomah dengannya plus kaos kaki tanpa ilmu apa-apa (dengar-dengar kalau orang sudah pakai jilbab yang boleh kelihatan cuma wajah dan telapak tangan). Sebenarnya cuma ikut-ikutan karena senang lihat orang-orang pakai kerudung kayak gitu. Dan tidak tahu sama sekali tentang wajibnya pakai jilbab.

Suatu hari (SMA kelas 1), saya dapat buletin Islam, yang bawa ke rumah itu kakekku dari shalat Jum’at di mesjid raya. Saya baca buletin itu. Dan, wah, menambah semangatku. Yang kubaca di sana tetang bid’ah, lalu ada kolom tanya jawabnya. Di kolom tanya jawab itu tentang hubungan laki-laki dan perempuan. Menarik. Nah, dari situ saya juga kirim tiga pertanyaan dan alhamduliLLAH dijawab sama si admin buletin itu (yang ternyata nantinya menjadi murobbiyahku yang kedua, kisah yang indah, kan, Kak?).

Tahu hadits apa yang pertama kali menjadi pusat perhatianku dari buletin itu, Kak? Tentang jabat tangan dengan orang yang bukan mahram kita. Maka saya langsung mengaplikasikannya tanpa pikir panjang, entah sebab apa, tapi saya lagsung menerimanya. Kadang kalau saya pikir kembali tentang itu, saya jadi bingung kenapa saya tidak mempertanyakan hadits itu sedikitpun....

Saya langsung tidak berjabat tangan sama guru-guru laki-laki di sekolah (di sekolahku ada tradisi jabat tangan kepada guru-guru di pintu gerbang sebelum masuk sekolah) dan itu sempat menjadi sebuah insiden. Bahkan ditegur langsung oleh kepala sekolah!!! Berpekan-pekan, Kak. Dan saya tidak peduli.... Entah kenapa saya tidak peduli padahal saya adalah orang yang sangat menghindari masalah di sekolah (meski setelah itu akan terjadi masalah-masalah besar lagi di sekolah bersama ukhti Shofiyyah).

Ketika, tiba-tiba di kelas satu SMA juga ada yang mengajak tarbiyah (saat itu saya sama sekali tidak tahu apa itu tarbiyah, kata apa itu, apa artinya). Saya menolak! Saat itu kukira tarbiyahnya di mesjid. Karena kulihat orang-orang dari firqoh lain juga tarbiyah tapi kumpul laki-laki dan perempuannya di mesjid. Yang tiba-tiba saja di kepalaku terlintas bahwa tarbiyah itu tidak Islami.

Sebenarnya saat itu saya dalam masa pencarian..., adakah tempat khusus yang bisa mengajak saya untuk mengenal Islam?

Di kelas dua berulang lagi dengan hal yang sama, diajak tarbiyah oleh teman yang sama. Lalu kutanya dengan spontan, “Apa kumpul perempuan dan laki-laki?”

Temanku tadi yang juga memang belum tarbiyah bilang, TIDAK!

Nah, saat itu pertama saya mengenal tarbiyah dan bertemu dengan orang yang memakai jilbab panjang (murobbiyah pertamaku) dan saya merasa biasa saja waktu itu. Saya tidak melihatnya aneh dan tidak juga kagum, biasa saja.

Wah, tidak terasa tulisanku sudah panjang sekali, Kak, ‘afwan... mengingat penting untuk menceritakan ini supaya bisa masuk ke intinya... nah, dari sini saya dapat kesimpulan apa yang telah Islam berikan kepada saya...
  •      Islam telah memberikan ketenangan

Ketenangan yang diberikan Islam adalah ketenangan hati dan pikiran. Sifat mudah tersinggung, gampang ngambek sudah menguap, alhamduliLLAH...

Setiap masalah yang saya hadapi, tidak harus saya lewati sendiri seperti dulu, memendam dan membuatnya mengendap di hati. Tapi setelah berkenalan dengan Islam, sekarang ada ALLAH kemudian saudari-saudari tercinta... aturan-aturan Islam telah membuat saya tahu membawa diri kemana ketika mendapat masalah berat. Tak pernah lagi menyalahkan ALLAH atas apa yang ditakdirkan pada saya. Karena saya telah tahu, bahwa kebajikan terluas adalah sabar... dan saya berhak menuntut nasihat dari akhwat fiLLAH....
  •     Islam telah mengajarkan arti perhatian.

Islam juga telah mengajarkan saya untuk tidak menyalahkan orang lain ketika ada sesuatu yang tidak saya sukai. Islam mengajarkan saya, bahwa kita tidak perlu selalu menuntut hak untuk diperhatikan, tapi Islam menuntut kita untuk menjadi orang yang perhatian.
  •       Islam telah membuat saya cerdas

Ya! Islam telah membuat saya cerdas. AlhamduliLLAH, ALLAH mengarahkan saya ke jurusan sains waktu SMA, sehingga saya tahu bahwa Islam itu pangkal kecerdasan. Seluruh hal yang ada pada Islam itu tidak mengada-ada, sangat logis, sangat sensasional. Maka tidak heran jika banyak ilmu dari berbagai bidang itu digagas oleh ilmuan-ilmuan Islam meski akhirnya dicaplok oleh orang-orang bodoh. Bahkan saya tidak melihat sedikitpun cela dari Islam. So perfect!
  •   Islam telah melindungi saya

Mulai dari segala peraturan-peraturan yang ada di dalam Islam itu melindungi saya....
1. Jilbab... sebagai perempuan tentu merasa terlindungi dengan jilbab ini. Saya merasa otomatis menjadi perempuan yang terhormat ketika mengenakan jilbab. Tidak diganggu oleh sembarang orang dan tidak sembarang orang yang berani mengganggu.
2. Kesehatan, mulai dari minum sambil duduk sampai pada persoalan puasa...
  • Islam melindungi dari segala bidang...

*      Islam telah membuat saya supel kepada keluarga
Jika dulunya saya malas ngobrol sama keluarga, alhamduliLLAH, semenjak mengenal Islam lewat tarbiyah, saya mulai supel pada keluarga. Karena punya beban da’wah Islam di pundak (beban da’wah itu ternyata berat sekali yah, Kak?)....
  •     Islam telah membuat saya mudah tersenyum

Mungkin karena senyum itu shadaqah dan Islamlah yang mengajarkan itu.... Bisa dibilang dulu saya sangat malas senyum pada orang yang tidak saya kenal. Tapi, sekarang, masya ALLAH, senyum itu ternyata menyenangkan hati kepada orang yang saya kenal maupun tidak saya kenal...
Intinya..., Islam memberi segalanya yang saya butuhkan dan saya inginkan, Kak.... Saya tidak melihat sedikitpun cela dalam Islam..., Islam membuat hidup indah dan bermakna.... Islam membuat saya memiliki tujuan hidup....

Semoga bermanfaat, waLLAHU a’lam...

0 komentar: