MAMAKU HEBAT, BAGIAN I

10 Nov 2011

Senin, 20-24 Juni 2011
Kuperkenalkan dulu mamaku. Mama asli Bugis. Asli keturunan Sulawesi Selatan. Mamaku adalah anak kedua dari lima orang bersaudara. Mama anak perempuan satu-satunya di antara saudara-saudaranya.

Sewaktu mama masih belia, mama hobi menulis. Mama senang menulis puisi dan mengarang cerpen. Beberapa karangannya bahkan ada yang diterbitkan di media cetak, hebat, yah?
Mama menikah saat umurnya 16 tahun, muda banget yah? Makanya, mama sekarang tampak awet muda dengan empat anak, yang tertua sudah susun skripsi, anak kedua sudah semester tiga, anak ketiga baru saja lulu SMP, dan anak keempat sudah hampir naik ke kelas dua SMP. Ingin seperti mama, tapi umurku sudah 19 tahun, hehehe....

Mama menikah dengan seorang pemuda yang umurnya 23
tahun, masih muda kan...? Pemuda itu juga berdarah bugis. Seorang penjahit otodidak. Jahitannya paling bagus sedunia menurutku juga menurut orang-orang yang telah memakai jasanya.

Habis menikah, mama ikut suami ke Ujung Pandang (Makassar). Lalu tinggal di Rappokalling, di dekat kampus UMI. Dua tahun kemudian, mama melahirkan anak pertamanya, kakakku (1987). Lalu lima tahun setelahnya, lahirlah aku (1992). Kemudian empat tahun setelah aku lahir, lahirlah adikku (1996). Setelah itu, mama, suami, dan anak-anaknya pindah rumah lagi, tapi tetap di Ujung Pandang (Makassar). Dua tahun setelah adik ketigaku, anaknya yang paling bungsu pun lahir (1998). Oh, iya, semua anaknya perempuan.

Hebat sekali ibu yang satu ini. Bisa melahirkan empat orang generasi Islam. Dua anak cukup? Gak cukup..., empat saja masih kurang, hehehe...

Mama adalah pejuang yang paling hebat yang pernah kutemui. Mama adalah si penyabar. Mamaku setegar batu karang. Mamaku dapat memecahkan ombak. Satu rahasia, mamaku kaway....
WaLLAHU a’lam...

0 komentar: