VIRUS YANG BERNAMA FUTUR

30 Mar 2011


Tanggal 17 Maret 2011 lalu, aku tarbiyah di sebuah Mushollah yang namanya sama dengan namaku, Asy-Syifaa’. Wah, mungkin hari itu adalah hari pertama aku bertarbiyah dengan halaqah yang paling besar, 19 akhwat.



Salah satu yang dibahas oleh murobbiyahku tentang naik-turunnya keimanan. Sebagaimana yang kita tahu bahwa iman itu bisa naik-turun, iman akan bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Dan, itu juga yang terjadi pada seorang akhwat di kampus saudariku.



Entah siapa akhwat itu, tentu kisah ini hanya untuk diambil ibroh-nya, dan bukan untuk menggibah saudari seagama. Ia adalah seorang akhwat yang baik akhlaknya. Murobbiyahku mengenalnya dengan baik. Murobbiyahku tahu tahapan-tahapan ketika ia menahapi hidayah yang ia dapatkan. Murobbiyahku sangat menyayanginya terlihat ketika ia bercerita tentang akhwat itu.



Akhwat itu adalah seorang yang bagus agamanya, bagus pakaiannya sebagai seorang Muslimah—berjilbab panjang menutupi seluruh tubuhnya. Ia bahkan adalah seorang penda’wah. Telah mengajarkan banyak ilmu kepada akhwat lainnya. Ia adalah seorang murobbiyah di sebuah halaqah. Memiliki mutorobbiyah-mutorobbiyah yang haus akan ilmu agama.



Tapi, innaliLLAHI wa innailayhi roji’un, akhwat itu berubah drastis. Murobbiyahku berkisah begini:



“Waktu itu aku sedang berada di suatu tempat di kampus. Aku tiba-tiba melihat akhwat itu. Sebelumnya, aku kira akhwat itu bukan dia, mungkin hanya mirip. Lalu, aku bertanya kepada akhwat lain, apakah akhwat itu benar dia? Dan aku mendapati jawaban yang begitu menekan hatiku, ternyata benar, akhwat itu adalah dia. Beberapa akhwat ternyata telah mengetahui itu sebelumku. Aku kenal baik dengan akhwat itu. Aku bahkan melihat tahapan-tahapan yang dilewatinya. Bahkan, dia telah memakai jilbab yang syar’i dan telah menjadi murobbiyah. Tapi, waktu aku melihatnya hari itu, aku benar-benar kaget. Khimar yang dulu berada di dalam jilbab panjangnya kini ada di luar. Bahkan tipis, dan hampir melewati dadanya, pendek sekali,” kata murobbiyahku dengan nada yang terdengar sedih, lalu bertambah sedih ketika ia berkata, “Dia seorang murobbiyah, dia punya mutorobbiyah-mutorobbiyah yang belajar padanya. Bagaimana jika mutorobbiyahnya melihatnya berubah seperti itu?”



Seorang akhwat se-liqo’-ku bertanya, “Siapa dia Kak?”



“Kita tidak perlu tahu siapa akhwat ini, kita sepatutnya mengambil hikmah apa yang bisa dipetik dari kisah akhwat ini. Mari kita berdo’a buat saudari kita itu, semoga dia diberi hidayah kembali dan diberi yang terbaik dari ALLAH Azza wa Jalla. Jadi, iman itu kita bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan ketaatan atau malah berkurang dengan kemaksiatan yang kita lakukan. Makanya, kita harus banya-banyak bermuhasabah. Waktu kita pertama belajar Islam dengan serius, kita pasti merasakan nikmatnya ibadah-ibadah kita, kita haus akan ilmu. Tapi, setiap orang itu bisa futur. Jadi, ketika kita tidak bisa menikmati ibadah kita lagi, saat itu kita harus banyak-banyak bermuhasabah. Salah satu caranya, kita harus memperhatikan al-Quran, karena ALLAH tidak akan mengazab orang-orang yang memperhatikan al-Quran. Salah satu cara memperhatikan al-Quran dengan menjaga al-Quran di dalam dada kita dengan menghapalnya. Kita harus senantiasa menjaga pekan-pekan tarbiyah dan memperbaiki aqidah. Apa itu aqidah?”



Lalu kami menjawab, “Keyakinan.”



“Aqidah adalah yakin yang tidak dilandasi keraguan sedikit pun darinya,” tambah murobbiyahku.



“Jadi, Ukhti, jangan pernah merasa aman dengan diri kita hari ini.”



Itulah akhir dari muqaddimah tarbiyah sebelum kami memasuki materi. Ya, memang benar, setiap orang bisa saja mengalami futur (menurunnya kadar keimanan). Meskipun ia orang yang menguasai ilmu agama, futur bisa saja menjangkitinya. Dan itu betul-betul terjadi. Bisa saja terjadi ketika kita malas membaca al-Quran, kita lebih banyak mendengar nasyid daripada murottal, kita lebih suka disibukkan dengan berpikir tentang masa depan di dunia dibandingkan berdzikir, dan lain-lain. Maka mari kita masing-masing bermuhasabah. Mungkin saja saat ini kita dalam keadaan futur tanpa kita sadari....



Semoga ALLAH Azza wa Jalla melindungi kita dari futur....



WaLLAHU a’lam...



0 komentar: