AKIBAT DEMO

18 Mei 2011

21 Februari 2011


Kita tentu sudah tidak asing dengan yang namanya demo, kan? Apalagi demo yang dilakukan mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia. Demo bahkan menjadi pemandangan yang biasa di beberapa kota di Indonesia, utamanya Makassar. Kukatakan dengan jelas kota Makassar karena aku memang tinggal di kota ini yang menjadi kota yang terkenal dengan kegiatan demonya di berbagai chanel tv dan aku juga menjadi salah satu saksi utama demo-demo tersebut yang hampir tiap pekan diadakan.

Sebagai seorang pemakai angkutan umum aku tentu merasa kurang senang pada kegiatan demo ini. ‘Macet’, itulah yang membuat banyak dari pihak masyarakat mengeluh.

Aku pernah berdiskusi singkat dengan salah seorang mahasiswi yang sangat pro dengan demo. Diskusinya seperti ini:


Aku : Sebenarnya apa, sih, gunanya mahasiswa berdemo?

Beliau : Ya untuk menyuarakan kebutuhan masyarakat.

Aku : Tapi, aku lihat, masyarakat banyak yang tidak menyukai kegiatan ini. Bahkan banyak dari mereka yang mengomel saking tidak sukanya.

Beliau : Mereka hanya tidak sadar bahwa yang diperjuangkan itu hak-hak mereka sendiri, kepentingan masyarakat juga.

Aku : Kalau begitu bagaimana dengan macet? Bukankah banyak orang yang dirugikan akibat macet ini? Terlambat shalat misalnya? (Kutanyakan ini karena selain beliau seorang aktivis demo, beliau juga seorang aktivis da’wah).

Beliau : Nah, disitulah letak perjuangannya. Dan kita melaksanakan demo ini untuk memberikan hasilnya ke masyarakat juga, kan?

Aku : Kalau begitu, hasil apa yang telah didapatkan setelah bertahun-tahun berdemo seperti ini?

Beliau : (Beliau sejenak terdiam, berpikir, dan menjawab dengan pelan dan bijaksana) ‘Tidak ada’.

Setelah itu diskusi berakhir dan jawaban pastinya, ‘tidak ada hasil yang mereka dapatkan dari kegiatan demo tersebut selama ini’.

Kalau dipikir-pikir, sekian banyak demo yang dilakukan mahasiswa, dalam jumlah personil sedikit ataupun banyak, tak ada aspirasi yang diberi tanggapan yang berarti dari pemerintah sekarang ini. Korupsi? Tetap jalan. Tarif listrik? Tetap naik. Harga bahan-bahan sembako? Terus melonjak tajam. Melarang presiden datang ke kota tempat mereka tinggal? Presiden tetap datang, kan? Coba kita lihat dampak demo pada masyarakat kecil, secara global, dll.:

1. Bagi supir angkutan kota

Jika demo sedang berlangsung, umumnya diadakan di tengah jalan dan menyebabkan macet. Supir angkutan kota tentu saja merasa rugi. Bensin terus jalan sedang kendaraannya tidak jalan-jalan. Tak ayal mereka sering mendapat dampratan dari penumpang yang tidak mau terima akan kemacetan itu. Bahkan beberapa penumpang memutuskan turun dari kendaraannya karena tidak sabar plus kepanasan akibat macet.

2. Bagi orang yang wajib shalat

Berbicara tentang macet lagi, orang-orang ini tentu paling kasihan. Misalnya saat demo menyebabkan macet, otomatis mereka terlambat shalat karena sedang berada di dalam kendaraan. Mereka harus mengorbankan shalat di awal waktunya dan hanya mendapatkan shalat di akhir waktu. Kalau misalnya orang tersebut selalu menomorsatukan shalatnya, mereka bisa turun dan mencari tempat shalat. Tapi, bagaimana dengan orang yang mau shalat cuma jika berada di rumah karena ia belum paham betul konsekuensi menjadi seorang Muslim bahwa shalat adalah kewajiban mutlak yang harus dikerjakan? Mereka bisa saja tetap berada di dalam mobil menunggu walau sampai waktu shalat habis. Bukankah demo ini salah satu penyebab Muslim ini meninggalkan kewajibannya dan melakukan dosa besar tersebut?

3. Bagi seluruh umat manusia dan makhluk hidup lainnya

Hampir semua orang tentu telah mengenal dengan lekat istilah ‘global warming’ yang biasa kita sebut pemanasan global, kan? Nah, demo ini bisa menjadi salah satu penyebab terbesar global warming yang menyebabkan bumi kita tercinta ini makin panas dan permukaan air lautnya tambah tinggi ini. Dari mana asalnya sehingga demo menjadi salah satu tersangka utamanya?

Satu saja alasan yang paling mendekati, pembakaran! Setiap demo, mahasiswa senang sekali bakar ban atau apa saja yang ingin mereka bakar. Nah, dari pembakaran inilah global warming menjadi makin parah. Bayangkan jika tiap pekan mahasiswa di seluruh dunia berdemo ditambah dengan acara bakar-bakaran?

4. Fasilitas masyarakat setempat

Bukan pemandangan asing lagi jika kita melihat demo yang anarkis. Mereka merusak banyak fasilitas masyarakat, seperti memecahkan jendela, merusak mobil-mobil, dll. Apa sebenarnya yang mereka dapatkan dari hal ini? Kepuasan sesaat yang membuat orang lain rugi? Fasilitas masyarakat ini pakai uang masyarakat juga, kan? Jadi? Apa arti dari memperjuangkan hak-hak masyarakat?

5. Bagi mahasiswa itu sendiri

Beberapa temanku pernah bolos kuliah hanya karena ikut berdemo, serius!

Sebenarnya kalau kuliah hanya untuk main-main seperti ini, tidak serius, dan menomorduakan kuliah dari kegiatan demo, apakah orang yang membiayai kita tidak akan kecewa? Apa kita sudah lupa tentang kesusahan mencari uang kuliah seperti apa? Atau memang kita tidak pernah dan tidak mau mengerti semua itu?

Harusnya kita belajar dengan benar dan berusaha menjadi pemimpin yang baik kelak, iya, kan?

Dan apa kita juga sudah lupa betapa melelahkan masa-masa SMA untuk memperjuangkan sebuah kelulusan agar bisa kuliah? Sementara ketika kita telah menduduki bangku kuliah, kita hanya santai saja dan tidak berusaha mendapatkan nilai terbaik?

Ayolah, bagaimana kita bisa maju jika para mahasiswanya saja hanya memiliki pikiran pendek dan merugikan banyak orang?

Cobalah kita pikirkan dengan matang-matang. Perubahan itu butuh waktu. Perubahan itu tak semudah menaikkan alis. Bagaimana dengan solusi seperti ini:

“Dari hal-hal kecil akan muncul hal-hal besar”

Kita mulai dari diri kita sendiri. Kita menghidupkan sifat JUJUR (tidak menyontek, membayar hutang, memakai uang semesteran yang diberikan wali kita benar-benar untuk uang semesteran, dll.) jika kita mengharapkan pemerintahan yang jujur (karena korupsi tidak akan dapat dihentikan dengan demo, palingan mereka hanya akan menertawakan kalian di singgasanya). Nah, jika sifat jujur sudah tertananm, semoga kalian dapat menjadi salah satu bagian pemerintah sehingga ada yang dapat memberantas korupsi yang selalu didemokan itu. Jika seluruh calon pemimpini jujur saat ini, maka insya ﷲ tidak akan ada lagi koruspsi yang kita benci itu di masa yang akan datang.

Dan bagi kita umat Muslim, kita harus rajin menunutut ilmu agama, jika kita tidak ingin agama kita tertindas. Semoga kita dapat berda’wah dengan baik kepada saudara seiman sesuai al-Qur’an dan Hadits. Kitalah calon-calon pemimpin masa depan. Berdemo tidak akan ada habisnya.

Coba kita bertolak 1400-an tahun lalu, Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam berda’wah hanya kepada sejumlah orang dengan cara yang lembut. Dari da’wah Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam yang lembut dan kepada orang yang sedikit itulah sehingga Islam menjadi besar, kan?

0 komentar: