BAGIAN III (HIDAYAH) KISAH UKHTI MUSLIMAH BARU

3 Mei 2011

Sabtu, 23 April 2011
Islam itu indah...
Islam itu mewah...
Islam itu keselamatan...
Islam itu melindungi...
Islam itu sejuk...
Islam itu jujur...
Islam itu adil...
Islam itu...
Maka jika engkau melihat Islam sekali lagi, tidak akan engkau dapatkan cacat sedikit pun darinya...

Maka, Islam itu...? Sempurna!!! Perfect!!!

Kisah ini terjadi di awal masa hijrahku. Aku berada di bazar yang dikelola oleh kami sendiri (beberapa akhwat) dan dibuka dekat mesjid. Bazar kecil-kecilan, mulai dari gamis, kopiah, mukena, jilbab, khimar, kaos kaki, buku-buku Islami, obat-obatan herbal, ziwak, parfum, pakaian muslim anak-anak, mushaf, dan lainnya. Kalian tahu? Hari itu hari Jum’at tepat sehari sebelum bulan Ramadhon.

Berita gembira itu diberitahu oleh ummahat (sebagian besar memang ummahat dan hanya beberapa dari kami yang masih sendiri) yang ada di bazar bersama kami. Ummahat itu berkata bahwa ada seorang wanita Nashrani yang akan masuk Islam hari itu. Ia akan datang setelah laki-laki shalat Jum’at.

Seorang akhwat (dokter) membeli sebuah gamis, khimar, mukenah, dan kaos kaki untuk calon Muslimah itu. Betapa senang aku waktu itu. Jujur, belum pernah kulihat seseorang masuk Islam sebelumnya.

Kuceritakan sedikit perihal wanita itu. Ia adalah seorang
Nashrani yang tinggal di daerah yang dominan orang-orang Nashrani. Tapi, ia ingin masuk Islam, mungkin ia jatuh cinta pada islam juga karena beberapa keluarganya telah Muslim. Apalagi ia telah dilamar oleh seorang Muslim. Lengkap sudah, kan? SubhanaLLAH...

Saat wanita itu datang, ia berpakaian sopan (menurut pandangan umum, bukan menurut pandangan Islam), ia tinggi dan agak kurus. Ia pun duduk bersama para akhwat yang lain. Aku senantiasa di sisinya. Aku bahagia sekali. Tak jemu-jemu kupandangi wanita itu. ‘Seorang calon Muslimah’, bukankah itu menakjubkan? Aku memandanginya sebagaimana seorang bayi yang tertarik dengan benda berkilauan.

Akhwat bertanya padanya banyak hal. Lalu, dari belakang dinding di dalam mesjid suara seorang laki-laki dengan mikrofon yang tentunya ustadz yang akan membimbingnya mengucapkan syahadat pun terdengar. Wanita itu lalu ditanya mengapa ingin masuk Islam dan banyak pertanyaan lainnya.

Saat-saat yang menegangkan pun tiba. Huff, inilah saat yang paling menentukan seseorang menjadi seorang Muslim, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat.

                                                               ﺃﺸﻬﺪ ﺃﻦ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﷲ ﻭ ﺃﺸﻬﺪ ﺃﻥ ﻤﺤﻤﺪﺍ ﺮﺴﻮﻞﷲ

Hampir saja air mataku menetes saking terharunya. Aku betul-betul merasa..., mmm...., tidak bisa kuungkapkan lewat kata-kata. Apalagi ketika mendengarnya cukup terbata-bata mengucapkan persaksiannya dengan bahasa Arab. SubhanaLLAH....

Setelah ia telah resmi menyandang sebuah gelar baru, yaitu Muslimah, ia pun diberi bekal ilmu dari akhwat.

“Tuhan kita cuma satu, yaitu ALLAH Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha Esa. Jadi, di dalam agama Islam itu, Yesus bukanlah Tuhan, tapi, Yesus adalah Nabi Isa 'Alayhissalam, Rasul ALLAH, utusan ALLAH, yang juga menyembah ALLAH Subhanahu wa Ta'ala. Rasul terakhir kita adalah Muhammad RasuluLLAH Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, dia teladan kita dan kepadanyalah diturunkan wahyu. Sebagai Muslim, kita harus melaksanakan lima rukun Islam, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, berzakat, berpuasa pada bulan Ramadhon, dan naik haji bagi yang mampu.”

Yang paling tidak bisa kulupakan ketika akhwat itu berkata, “Semua Muslim itu bersaudara. Dan semua manusia itu diciptakan dalam keadaan cantik dan gagah. Manusia diciptakan dalam sebaik-baik bentuk sebagaimana makna yang terkandung dalam surah at-Tiin. Jadi, jika kita heran melihat ada seorang yang gagah menikah dengan seorang wanita yang menurut kita rupanya pas-pasan maka sebenarnya, itu bukanlah hal yang mengherankan. Kenapa? Karena seorang yang gagah tadi melihat bahwa istrinyalah yang cantik. Kesimpulannya, semua manusia itu cantik dan gagah. Tidak ada yang jelek.”

“Sebagai Muslim, kita juga wajib menutup aurat kita...,” dan masih banyak lagi yang dinasihatkan akhwat itu kepada ukhti Muslimah baru.

Terakhir, akhwat itu memberikan bingkisan yang di dalamnya adalah hadiah yang dibelinya tadi. Ukhti Muslimah baru itu langsung memakai gamis dan khimarnya. Masya ALLAH..., tak lupa pula kaos kakinya.

Ternyata, calon suami si ukhti Muslimah baru itu adalah kakak dari saudariku seliqo’. Masya ALLAH, sungguh, hidayah turun pada siapa saja yang dikehendaki-NYA.

Hal yang menakjubkan lainnya? Besoknya ukhti Muslimah baru harus berpuasa Ramadhon selama sebulan. Bukankah ini kisah yang indah?



2 komentar:

Kisah Muallaf Masuk Islam mengatakan...

Asslamu'alaikum...
Artikelnya Bagus :D
Salam Kenal Ukhti...

winda wuLandari taufik mengatakan...

bismiLLah. assaLamu 'aLaykum..
mengharukan, sy yang juga hadir pada saat itu menangis (tanpa sepengetahuan kaLian) hehe ^^,
hmm, kangen banget masa itu..
bdw terakhir sy kRumahx adek sehaLaqah kita Liburan kmrn, sy ktemu dg akhwat muaLLaf itu ukh.. hmm, dah punya dede' bayi Lho..