HATI-HATI DENGAN “DZIKIR HATI”

25 Apr 2011

05-15 April 2011
Kemarin mamaku dari Kalimantan Timur, ke pernikahannya omku. Sesampainya di rumah kembali, ia bercerita panjang lebar tentang seorang laki-laki yang tinggal di salah satu rumah keluargaku, rumah sepupu mamaku. Tanteku itu sudah memiliki suami dan dua anak yang masih SD yang tinggal juga di rumah itu. Laki-laki itu tinggal gratis, makan, tidur, dapat kamar di lantai atas, dan sebagainya, dan sebagainya, dan sebagainya.

Laki-laki itu mengaku sebagai..., mirip-mirip nabi lah. Bahkan, ia pernah berkata, “Jika ada nabi setelah Nabi Muhammad, itu pasti saya, maka ikutilah saya dan jadilah murid saya. “

“Shalat itu bukanlah hal wajib, yang wajib adalah DZIKIR HATI (jadi ia menamakan ajarannya DZIKIR HATI). Karena shalat itu belum tentu “tembus!?¿?”, tapi jika kalian belajar padaku, maka dzikir hati kalian pasti tembus... lihat, murid-muridku yang sudah lama itu sudah menguasai ilmuku, DZIKIR HATInya sudah bisa tembus.” (aneh...)

Tak lama, beberapa keluargaku telah
mendaftar jadi muridnya, dua saudari kandung nenekku, sepupu mamaku yang lain (ini karena mereka ingin belajar, tapi kasihan bukan di tempat yang tepat), apalagi tanteku yang ditinggali rumahnya, dia dan keluarganya menjadi pengikut setia. Setiap apa yang dikatakan laki-laki yang mengaku ustadz dan wali ke-9 di Makassar sekaligus lebih hebat dari nabi itu mereka ikuti.

Anehnya, laki-laki itu tidak mau keluar dari rumah, apalagi untuk shalat berjamaah di Mesjid. Alasannya, laki-laki itu pusing kalau kena sinar matahari.

Lalu berlanjut, ia juga berkata, “Saya memang miskin, tapi saya punya murid-murid yang kaya, jika tidak ada yang memberi saya makanan hari ini, maka bumi dan langit akan berguncang.”

Mama lanjut bercerita, laki-laki itu mengaku bahwa dia sudah PASTI MASUK SURGA dan dia bisa membawa 6 orang keluarganya masuk surga. Dan jika ada yang mengikutinya, maka pengikutnya itu pun bisa membawa 6 orang keluarganya masuk surga, GRATIS. Jadi, dia juga bilang, cepat-cepatlah kalian menjadi pengikutku, karena suatu hari aku akan berhenti mengajar, karena aku itu tidak akan mati, tapi langsung menghilang. Wah, hebat juga orang ini yah? (tapi, kabar terakhir dari keluargaku, kemarin tanggal 14 April 2011, “ustadz” itu lagi sakit, lah kok?)

“Ustadz” itu melanjutkan ajarannya, dia berkata bahwa dia punya istri di Bone, dia tinggalkan saja istrinya, ALLAH pasti memberinya rezeki, sekarang dia mau kejar akhirat dia saja.

Paling aneh dia bilang bahwa Nabi Muhammad itu suka makan sokko (beras ketan yang sudah dimasak dan agak lengket), dari mana coba dia tahu hal seperti itu? Dari hadits mana ia mengetahui tentang hal itu? Dia bilang begitu untuk menyebutkan sebuah alasan, karena jika telah resmi menjadi muridnya maka orang itu harus menyetor sokko dan kain kafan. Aneh, yah? Untuk apa coba?

Masya ALLAH, ada yang lebih mengerikan lagi, dia tidak bisa mengaji, ia memuji dirinya dengan berkata bahwa betapa hebatnya dia, dia tidak bisa mengaji tapi diberikan hidayah seperti itu, ia juga berkata bahwa suami tanteku itu kafir karena anaknya non-Muslim, (Yah, kalau cerita tentang itu, suami tanteku itu memang pernah menikah sebelumnya, dan istrinya non-Muslim, lalu ia menikah dengan tanteku, anaknya tinggal sama mantan istrinya, dan otomatis anaknya ikut agama mamanya. Tapi, suami tanteku itu Muslim kok. Yang aneh suami tanteku itu tidak tersinggung, malah mendukung.)

Terus, orang-orang/pengikut-pengikutnya harus mencium tangannya, berobat kepadanya, dan sebagainya, dan sebagainya, dan sebagainya.

AstagfiruLLAH..., kok bisa yah? Kasihan sekali keluargaku. Sekarang mama dan keluarga yang lainnya sedang berusaha menyadarkan tanteku dan keluarga lainnya yang sudah terlanjur terjerumus. Bahkan, jika mereka tak mau meninggalkan “ustadz” itu, maka keluargaku akan melapor ke polisi saja.

Inti yang bisa kita petik dari sini mungkin seperti ini:

1. Orang yang mengaku ustadz itu tinggal dan makan gratis, tidak mau bekerja, kesimpulannya?

Dia penipu, dia menyebarkan ajaran itu tentu dengan maksud untuk bersantai-santai dan dilayani layaknya seorang raja. InnaliLLAHI wa innailayhi roji’un..., Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, Nabi kita yang terakhir saja tidak pernah tuh meminta dilayani seperti itu, bahkan Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam rela kelaparan ketika musim paceklik pada kisah Perang Khandaq, rela mengikatkan batu di perutnya karena saking laparnya tidak makan selama beberapa hari. Tapi, Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam tidak pernah mengeluh.... Sekarang malah muncul orang yang mengaku-ngaku seperti itu, mengaku ‘alim tapi ternyata jahil.

2. Orang itu mengaku mirip nabi, bahkan mengaku bahwa jika ada nabi setelah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, maka dialah orangnya. Kesimpulannya ada 2:

a. Dia telah sesat dengan sesat yang nyata, karena tidak akan ada nabi lain setelah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi wa Sallam.

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs. al-Ahzab [33] : 40)

Memang, seakan-akan orang itu mengakui kenabian Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi wa Sallam sebagai nabi terakhir, tapi ketika kita mencermati perkataannya bahwa jika ada nabi setelah nabi Muhammad maka akulah orangnya, itu sudah jelas bahwa dia tidak yakin bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam adalah nabi yang terakhir.

b. Dia telah termakan oleh bujukan syaithon dengan kesombongannya ia membanggakan dirinya bahwa ia sederajat dengan Nabi-nabi utusan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala, bahkan lebih.

3. Ia berkata bahwa shalat itu tidaklah wajib, yang wajib adalah dzikir hati.

Kita semua tentu sudah tahu dan pastinya sudah tahu bahwa shalat lima waktu itu WAJIB HUKUMNYA. Karena kita tahu bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib bagi setiap orang yang mengaku Muslim. Jadi, jika ada orang yang menolak shalat lima waktu sebagai sebuah kewajiban dalam agama Islam kita yang sempurna ini, maka kesesatan nyatalah ia. Berapa banyak ayat yang telah menyeru kita untuk shalat di dalam al-Furqan?

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Qs. al-Israa’ [17] :78)

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. al-Ankabut [29] : 45)

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (Qs. an-Nisaa [4] : 142)

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). (Qs. al-Maa’idah [5] : 55)

Dan masih banyak lagi ayat tentang perintah melaksanakan shalat, selanjutnya mari kita baca hadits berikut:

Dari Jabir Radhiallahu 'Anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran itu adalah meninggalkan shalat," yakni kalau sudah meninggalkan shalat, maka orang itu tentu kafir. (Riwayat Muslim, dari kitab Riyadhus Salihin)

Dari Ibnu Mas'ud Radhiallahu 'Anhu, katanya: "Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam : "Manakah amalan yang lebih utama?" Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam menjawab: "Yaitu shalat tepat pada waktunya." Saya bertanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam menjawab: "Berbakti kepada kedua orangtua." Saya bertanya pula: "Kemudian apa lagi?" Beliau Shallallahu 'Alayhi wa Sallam menjawab: "Yaitu berjihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih, dari kitab Riyadhus Salihin)

Maka apakah lagi yang meragukan kita tentang kewajiban shalat lima waktu?

4. Perkataannya, , “Saya memang miskin, tapi saya punya murid-murid yang kaya, jika tidak ada yang memberi saya makanan hari ini, maka bumi dan langit akan berguncang.”

Ini sama saja dia menganggap dirinya setara dengan ALLAH Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha Menguasai langit dan bumi. Seakan-akan langit dan bumi patuh kepadanya, padahal seluruh alam ini hanya taat dan patuh kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala saja.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Qs. al-Baqarah [2] : 164)

5. Dia telah lolos masuk surga, GRATIS, bahkan dia bisa menyediakan 6 tiket untuk 6 orang keluarganya, begitu pula pengikut-pengikutnya.

Aneh sekali ada orang yang dapat memastikan dirinya masuk surga, seakan-akan surga itu mudah didapatkan, seakan-akan dialah yang memiliki surga itu sehingga seenaknya dia bisa memasukkan orang ke dalam surga, seakan-akan ia tidak takut kepada ancama-ancaman ALLAH Subhanahu wa Ta'ala.

Jadi, jika dia bisa memastikan dirinya telah masuk surga, maka tidak mengapa, kan, jika ia berzina? Tidak mengapa, kan, jika dia membunuh? Tidak mengapa, kan, jika dia melakukan banyak kejahatan-kejahatan? Toh, dia nantinya akan masuk surga??????????

InnaliLLAHI wa innailayhi roji’un....

6. Dia punya istri di Bone, dia tinggalkan saja istrinya, ALLAH pasti memberinya rezeki, sekarang dia mau kejar akhirat dia saja.

Dua kesalahan dalam tafsirannya:

a. Dia meninggalkan kewajibannya sebagai suami, yaitu menafkahi istrinya. Ia telah meninggalkan istrinya mengawang-awang, dia sebagai istri tapi tak dinafkahi dan tidak juga diceraikan.

b. Dia memberatkan sebelah antara urusan dunia dan akhiratnya. Padahal, hanya orang-orang Nasrani lah yang lebih memberatkan akhiratnya daripada dunianya (seperti tidak mau menikah dan hanya menjadi rahib di gereja), sedangkan Islam adalah agama yang memperhatikan keseimbangan antara dunia dan akhirat (tawadzun).

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Qs. al-Qashash [27] : 77)

7. “Ustadz” itu bilang bahwa Nabi Muhammad itu suka makan sokko (beras ketan yang sudah dimasak dan agak lengket)

Jujur, mengenai hal ini, aku sama sekali belum pernah mendengar ataupun membaca haditsnya.

8. Orang-orang yang telah resmi menjadi muridnya harus menyerahkan kain kafan dan sokko? (aneh!!! Kain kafan??? Sokko???)

9. Orang itu TIDAK bisa mengaji.

Bagaimana bisa ada orang yang mengaku ‘alim (memiliki banyak ilmu) sedangkan ia tidak tahu mengaji. Jika orang ‘alim tentulah salah satu hal yang paling utama adalah belajar mengaji dengan sungguh-sungguh. Bagaimana seseorang bisa menikmati keindahan al-Quran kalau orang itu tidak bisa mengaji???

10. Mengatakan bahwa orang Muslim jika memiliki anak yang kafir maka ia pun ikut kafir.

Tentu kita sudah tahu kisah Nabi Nuh ‘Alayhissalam, Beliau ‘Alayhissalam adalah seorang laki-laki yang taat kepada RABBnya, Pencipta Alam Semesta. Beliau ‘Alayhissalam adalah Muslim tetapi memiliki anak yang tidak mau menyembah ALLAH Subhanahu wa Ta'ala, tetapi itu tidak serta-merta merubah Nabi Nuh ‘Alayhissalam menjadi kafir,

Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim ." Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (Qs. Huud [11] : 44-46)

Semoga ALLAH Subhanahu wa Ta'ala melindungi kita dari jalan yang bengkok lagi tidak diridhoi oleh-NYA.

WaLLAHU a’lam....

Bagi yang ingin menuai kritik atau saran dari artikel ini, silahkan tinggalkan di Kotak Komentar.

0 komentar: